
Ambar Arum Putri Hapsari
mahasiswa Universitas STEKOM, BERITA CINTAMenulis di Beritacinta, saya berbagi cerita, tips, dan inspirasi seputar cinta dan hubungan. Semoga tulisan-tulisan di sini bisa menemani dan memberi warna di perjalanan cinta kamu.
Awalnya tak ada yang aneh. Kita sering tertawa. Bercanda soal hal-hal kecil. Mengeluh soal kerjaan. Menertawakan hidup yang kadang lucu, kadang kejam.
Dan aku pikir, selama kita masih bisa tertawa bersama, semuanya akan baik-baik saja.
Ternyata aku salah. Tertawa tak selalu jadi tanda bahwa kita akan selamanya bersama.
Kadang, itu hanya momen… sebelum akhirnya kamu pergi.
Kita pernah sebahagia itu.
Menertawakan film konyol tengah malam.
Berbagi mie instan di teras kontrakan.
Membicarakan masa depan dengan mimpi-mimpi kecil yang kita susun sambil bercanda.
Kamu bahkan tahu cara membuat aku tertawa di saat aku paling murung.
Dan aku tahu, kamu juga pernah menganggapku tempat pulang.
Tapi siapa sangka, tawa-tawa itu jadi memori terakhir?
Hidup ternyata tak seindah drama komedi romantis.
Di dunia nyata, dua orang bisa saling mencintai…
saling tertawa…
tapi tetap harus berpisah.
Bukan karena tidak sayang.
Bukan karena ada orang ketiga.
Tapi karena dunia tidak memihak.
Waktu tak selaras.
Impian bertabrakan.
Dan akhirnya, kita hanya bisa berkata:
“Terima kasih sudah pernah membuat hari-hariku penuh tawa.”
Perpisahan itu tak pernah benar-benar direncanakan.
Kita tak pernah latihan bagaimana caranya berhenti saling menyapa, atau menghapus nomor yang setiap hari kita hubungi.
Tapi pagi itu, kamu pergi.
Dan semua yang tersisa hanya…
ruang kosong yang dulunya penuh suara kita.
Yang paling menyakitkan bukan kepergianmu.
Tapi kenyataan bahwa tawa kita… kini hanya tinggal gema di kepalaku.
Kini aku tahu, tawa bisa menjadi pelajaran.
Bahwa yang indah tak selalu menetap.
Bahwa yang lucu bisa berubah jadi luka.
Tapi aku tidak menyesal.
Karena meski akhirnya kita berpisah,
aku bersyukur pernah tertawa bersamamu.
Kita mungkin tidak akan lagi duduk berdampingan.
Tidak akan lagi berbagi cerita absurd saat hujan.
Tapi aku akan selalu ingat satu hal: