Ambar Arum Putri Hapsari
mahasiswa Universitas STEKOM, BERITA CINTAMenulis di Beritacinta, saya berbagi cerita, tips, dan inspirasi seputar cinta dan hubungan. Semoga tulisan-tulisan di sini bisa menemani dan memberi warna di perjalanan cinta kamu.
Tahun baru merupakan momen refleksi dan harapan. Banyak orang merasa ingin menutup tahun dengan orang yang pernah berarti. Mantan adalah sosok yang tahu cerita hidup kita, kebiasaan aneh kita, bahkan cara kita ketawa tanpa sadar.
Bagi sebagian orang, tahun baruan bareng mantan ialah kesempatan bernostalgia tanpa niat balikan. Rasanya hangat, familiar, dan terasa aman. Apalagi kalau putusnya baik baik. Ngobrol ngalor ngidul, ketawa bareng, seolah waktu berhenti sebentar.
Namun di balik rasa nyaman itu, ada emosi lama yang bisa muncul tanpa izin. Perasaan yang dikira sudah selesai ternyata masih berantakan. Tahun baru yang seharusnya fresh malah jadi ajang mengulang luka lama.
Tahun baruan bareng mantan adalah situasi rawan baper. Apalagi kalau salah satu masih berharap lebih. Momen romantis seperti hitung mundur dan pelukan bisa bikin batasan jadi blur.
Selain itu, ini juga bisa menghambat move on. Kamu jadi sulit membuka lembaran baru karena masih terjebak di cerita lama. Padahal tahun baru seharusnya tentang versi diri yang lebih berkembang, bukan kembali ke titik yang sama.
Kalau mantan sudah punya pasangan baru, situasinya makin rumit. Kamu bisa tanpa sadar menyakiti diri sendiri. Tahun baruan yang niatnya fun malah berubah jadi overthinking semalaman.
Keputusan ini sangat tergantung kondisi emosional kamu. Kalau sudah benar benar netral, tidak berharap apa apa, dan punya batasan jelas, mungkin masih aman. Tapi kalau masih ada rasa, sebaiknya pikir ulang.
Tahun baru merupakan simbol awal yang baru. Isi dengan orang yang mendukung pertumbuhanmu, entah itu teman, keluarga, atau bahkan dirimu sendiri. Kadang pilihan paling dewasa adalah berkata tidak pada hal yang terlihat menyenangkan tapi berisiko.