Waktu itu setelah lulus SMK, aku memilih untuk gap year karena kondisi ekonomi. Di tengah situasi sulit ini, aku mendapatkan tawaran kerja di tempat yang sama sekali berbeda dari bidang yang kutekuni selama ini. Awalnya clueless, tapi aku bertemu seseorang yang kemudian menjadi partner kerja sekaligus mentorku.
Perkenalan yang Tak Terduga
Shift kerja kami beda, tapi dia selalu meluangkan waktu untuk mengajarku. Aku yang introvert parah, alumni lulusan Covid-19, awalnya sangat tertutup. Tapi lambat laun, kita mulai menemukan banyak persamaan. Sampai pada suatu hari, saat aku sedang duduk di meja depan menonton video lucu, dia datang dan merekomendasikan sesuatu untuk ditonton. Sejak saat itu, obrolan kami menjadi semakin akrab.
Setiap hari, kita mulai berbagi meme, cerita lucu, bahkan fakta kecil tentang diri masing-masing. Ternyata, kita berdua sama-sama penyuka kucing! Perlahan, obrolan random itu berubah menjadi sesuatu yang lebih berarti. Aku mulai merasa diterima dan dihargai.
Munculnya Mawar dalam Cerita Ini
Lalu, aku dikenalkan pada adiknya—atau lebih tepatnya, “adik angkatnya”. Sebut saja Mawar. Sejak itu, Mawar sering datang ke tempat kerjaku untuk mencari "kakaknya." Kadang, dia bahkan datang lebih awal dari jam kerjanya hanya untuk menemaniku.
Seiring berjalannya waktu, aku dan dia semakin dekat. Kita mulai mengenalkan satu sama lain ke keluarga dan teman-teman, meski hanya sebagai "teman." Namun, aku mulai merasakan ada yang berbeda. Rasa nyaman itu tumbuh perlahan, tanpa paksaan.
Resign dan Perasaan yang Diungkapkan
Ketika aku akhirnya mengajukan surat resign, dia dan Mawar mulai bertingkah aneh. Mawar semakin sering datang, dan dia mulai terlihat menjauh.
Tapi satu minggu setelah aku resign, dia tiba-tiba mengirim pesan, menanyakan kabarku. Malam itu, dia mengungkapkan perasaannya padaku.
Aku terkejut, tapi juga tersentuh. Meski aku tidak yakin dengan diriku, aku memberanikan diri memberinya syarat, "Berani nggak nunggu 4 tahun lagi sampai aku lulus? Baru setelah itu, kamu boleh ungkapkan lagi jika kamu yakin." Dan dia setuju, bahkan menantang bahwa siapa pun yang mundur duluan, dia akan dianggap "Gay." Bercandaan gila kami, tapi itulah kami.
Masalah yang Mulai Muncul
Tapi kemudian, Mawar mulai berulah. Dia melabrakku karena merasa aku terlalu dekat dengan kakaknya. Bahkan, dia mengklaim bahwa mereka sudah bertunangan. Aku tidak langsung percaya dan memilih untuk bertanya langsung pada dia, dan ternyata itu hanya pernyataan sepihak dari Mawar.
Perlakuan Buruk dari Mawar. Mawar semakin berani. Dia mulai menyindirku di media sosial, membuat akun palsu untuk mengirim pesan negatif, bahkan memecahkan ponsel kakaknya karena tidak terima kami masih berhubungan. Saat itu, aku memutuskan untuk menjaga jarak, fokus pada diriku sendiri.
Mencoba Menjauh, Tapi Terus Dikejar
Namun, dia terus berusaha menghubungiku, bahkan mengenalkanku kepada semua temannya untuk menunjukkan bahwa dia serius. Tapi Mawar tidak berhenti. Bahkan, dia mencoba melakukan tindakan ekstrem untuk mendapatkan perhatian.
Keputusan untuk Melepaskan yang aku ambil. Pada akhirnya, aku tidak tahan lagi. Aku meledak, meluapkan semua rasa sakit yang selama ini kupendam. Aku memutuskan kontak, mencoba menata ulang hidupku yang sempat hancur karena drama ini.
Titik Balik dan Harapan Baru
Lebaran 2025, dia menghubungiku lagi tanpa merasa bersalah, dia menanyakan kalau aku pulang ke tanah kelahiranku. Bahkan tidak ada kata maaf yang ku dengar setelah beberapa menit chattingan satu sama lain. Disana ia mengatakan kalau si mawar telah mengekang nya, selama kita tidak ada komunikasi. Ia di paksa menjadi pasangan sesuai keinginan mawar. Ia diminta untuk memenuhi semua fantasi dan romansa yang diinginkan mawar. Sampai akhirnya mawar akan meninggalkannya untuk kuliah jauh darinya. Ia menyesali semua hal yang ia lakukan. Menghampiriku untuk meminta kesempatan ke dua. Karena katanya, deep down dia masih memegang rasa kepadaku. Lantas, mengapa dia membiarkan ku terluka sejauh ini jika dia masih memegang rasa?
Tapi kali ini, aku tidak akan mudah goyah. Aku lebih memilih menata hidupku, memperbaiki diriku, dan berhenti terpancing oleh omongan manisnya.
Pesan dari penulis
Mungkin cerita ini panjang dan terdengar klise, tapi ini adalah perjalananku. Terima kasih sudah membaca sampai akhir. Semoga aku bisa benar-benar move on dan menemukan kebahagiaan sejati.