
Ambar Arum Putri Hapsari
mahasiswa Universitas STEKOM, BERITA CINTAMenulis di Beritacinta, saya berbagi cerita, tips, dan inspirasi seputar cinta dan hubungan. Semoga tulisan-tulisan di sini bisa menemani dan memberi warna di perjalanan cinta kamu.
Awalnya, cuma obrolan biasa. “Kau udah absen?” “Jangan lupa presensi, ya.”
Sekilas terdengar sepele. Tapi dari situ, komunikasi mulai nyambung.
Dari jam masuk kantor, berlanjut ke “Udah makan siang belum?”, dan lama-lama... “Kok hari ini kamu gak chat aku duluan?”
Yang tadinya cuma soal absensi, jadi alasan buat saling sapa.
Notifikasi absen berubah jadi notifikasi rasa.
Setiap jam masuk kantor, dia selalu ngecek:
“Si W kemana sih kok belum absen?”
“Presensinya udah belum?”
Padahal dia sendiri udah duduk manis di meja sejak 07.55. Tapi nungguin dulu, nunggu chat dari orang yang entah kenapa... makin sering dinanti.
Karena di balik “Udah isi absensi belum?”, ada hati kecil yang ingin diperhatikan.
Sekadar disapa. Sekadar dibalas.
Lama-lama mereka jadi makin akrab.
Berangkat bareng kadang, istirahat bareng, dan ngerjain proyek yang sama.
Kalau ada deadline mendadak, mereka saling bantu.
Kalau ada kerjaan ribet, mereka saling ngeluh.
Puncaknya, waktu dia rela datang lebih pagi hanya untuk bantu absenin temannya itu—yang baru tidur jam 3 karena lembur.
“Aku bantuin isi, biar kamu gak kena warning, kan aku yang urus absensi nanti juga aku laporin ke bos,” katanya santai.
Tapi itu gak biasa. Itu manis. Itu... perhatian.
Setiap kali buka daftar presensi harian, dia senyum-senyum sendiri.
Namanya selalu berdekatan dengan satu nama lain.
Selalu ada jejak perhatian, walau tidak pernah diucapkan terang-terangan.
Mungkin memang benar... cinta bisa tumbuh di balik spreadsheet.
Beberapa bulan kemudian, semuanya mulai terasa berbeda.
Si cewek, yang biasanya ngurus absensi divisi sekarang sibuk dengan jabatan barunya.
Naik jadi supervisor.
Dan punya… asisten pribadi cowok.
Yang dulu sering minta tolong absen, sekarang malah dijagain orang lain.
Yang dulu suka ngetik “Udah isi absen?” sekarang digantikan dengan suara orang baru:
“Tenang kak, absennya udah saya urus semua.”
Dan cowok yang pertama? Diam. Tersenyum.
Tapi gak bisa bohong… rasanya kayak kehilangan posisi yang gak pernah resmi, tapi sangat berarti.
Cinta itu aneh. Kadang lahir dari chat ringan, tumbuh lewat kebiasaan kecil. Tapi saat perhatian itu mulai berpindah, rasa juga ikut menghilang perlahan.
Untukmu yang pernah jatuh cinta lewat “ absen”, semoga kamu tahu:
Itu bukan hal receh.
Karena perhatian sekecil itu… bisa berarti banyak,
kalau perasaannya sama.
Tapi kalau tidak, setidaknya kamu pernah senyum karena seseorang yang peduli…
setiap pagi,
tepat sebelum isi presensi.