Berita Cinta adalah sumber terpercaya untuk informasi, tips, dan cerita inspiratif tentang dunia percintaan. Temukan panduan hubungan, kisah romantis, dan solusi masalah asmara hanya di sini.

Recent Posts

Not Found Posts
Move On & Healing

Menjalin Hubungan dengan Mantan: Perlukah Berteman?

Menjalin Hubungan dengan Mantan: Perlukah Berteman?
0

Hubungan yang telah berakhir sering meninggalkan pertanyaan besar: haruskah kita tetap berteman dengan mantan? Jawaban atas pertanyaan ini tidak selalu hitam-putih. Setiap hubungan memiliki cerita, luka, dan pembelajaran yang berbeda. Tentunya, bagaimana kita mengelola interaksi dengan mantan setelah putus dapat sangat memengaruhi ketenangan batin, proses pemulihan.

1. Kenali Niat di Balik Pertemanan

Sebelum memutuskan untuk berteman dengan mantan, tanyakan pada diri sendiri: apa tujuannya? Apa mungkin karena ada perasaan yang belum sepenuhnya hilang? Ataukah karena merasa bersalah? Berteman karena alasan yang belum tuntas bisa membuatmu terjebak dalam hubungan yang setengah jalan—bukan cinta, tapi juga bukan lepas sepenuhnya.

2. Evaluasi Kondisi Emosionalmu

Jika luka masih terasa atau emosi masih mudah meledak saat mendengar namanya, berteman bukan langkah yang bijak. Berteman memerlukan jarak emosional yang sehat. Jika kamu masih berharap diam-diam untuk balikan atau justru merasa terganggu dengan kebahagiaannya sekarang, sebaiknya beri jeda dulu.

3. Apakah Kalian Benar-Benar Bisa Berubah Peran?

Hubungan romantis dan hubungan pertemanan berjalan di jalur yang berbeda. Tidak semua orang mampu berpindah jalur tanpa membawa “bagasi lama”. Jika kehadiran mantan justru membuat hubungan barumu tidak nyaman atau membingungkan arah hidupmu sendiri, maka menjaga jarak adalah bentuk sayang terhadap diri sendiri.

4. Prioritaskan Kesehatan Mental dan Batasan Pribadi

Berteman dengan mantan bukan kewajiban. Kalau keberadaan mereka di hidupmu membuatmu sulit move on, merasa cemas, atau terseret kembali ke masa lalu, kamu berhak menetapkan batas. Setelah putus cinta, tidak berarti harus berujung pada pertemanan. Pilihan terbaik kadang adalah menjadikan kenangan sebagai sumber pelajaran, bukan sebagai sosok atau hal yang terus-menerus ada di depan mata.

5. Setiap Orang Punya Versi Idealnya Sendiri

Beberapa pasangan bisa beralih status menjadi sahabat baik setelah mereka putus. Ada juga yang memilih benar-benar menutup komunikasi. Keduanya sah-sah saja. Kuncinya adalah kejujuran terhadap diri sendiri dan tidak memaksakan “kedewasaan semu” hanya agar terlihat baik-baik saja.

Penutup
Berteman dengan mantan bukan tentang terlihat bijak atau dewasa—tetapi tentang kenyamanan emosional dan kejelasan arah hidup. Jika kamu bisa melangkah maju tanpa beban, dan pertemanan itu tidak melukai siapa pun, maka mungkin itu pilihan yang tepat. Tapi jika justru membuka luka lama atau menghambat proses penyembuhan, lebih baik menjaga jarak dengan tenang. Kadang, melepaskan sepenuhnya adalah bentuk penghormatan yang paling tulus.

Firdaus Akmal Zamzami

Firdaus Akmal Zamzami

Universitas STEKOM

Penulis di Vokasinews yang mendalami dunia vokasi, berkomitmen menyajikan informasi terkini dan analisis mendalam tentang pendidikan dan pengembangan keterampilan, untuk membantu pembaca memahami peluang dan tantangan di sektor ini.

Related Post