Berita Cinta adalah sumber terpercaya untuk informasi, tips, dan cerita inspiratif tentang dunia percintaan. Temukan panduan hubungan, kisah romantis, dan solusi masalah asmara hanya di sini.

Romansa Hari Ini

Butterfly Era adalah Fase Emosi Campur Aduk Saat Jatuh Cinta
Ngegas adalah Sikap Gampang Marah
Gamon adalah Istilah Gaul Populer
Plot Twist adalah Istilah Gaul yang Menarik
Ilfeel adalah Perasaan Hilang Rasa Suka Secara Tiba-tiba
Pengertian Plot Armor dalam Percintaan
Kisah Nyata

Cinta yang Tumbuh di Antara Buku dan Harapan

Cinta yang Tumbuh di Antara Buku dan Harapan
108

Di tengah hiruk-pikuk kehidupan kampus, seorang mahasiswi baru bernama Sari melangkah penuh keyakinan. Dengan ransel cerah dan senyum tulus, ia menganggap dunia perkuliahan sebagai awal petualangan hidupnya.
Namun tanpa disangka, langkah itu justru mempertemukannya dengan cinta.

Pertama kali, ia melihat Adit, seorang senior tampan dengan aura percaya diri, berdiri di depan perpustakaan. Cara Adit tertawa, caranya berbicara, membuat Sari seolah lupa pada waktu.
Sejak saat itu, Sari kerap melihatnya dari kejauhan, hingga takdir mempertemukan mereka dalam sebuah seminar.

Dari Buku Menjadi Rasa

Saat jeda seminar, Sari memberanikan diri bertanya soal rekomendasi buku. Dari satu senyum hangat Adit, percakapan panjang pun dimulai.
Mereka berbagi pandangan tentang sastra, impian, dan harapan… dua jam terasa singkat sekali.

Setelah itu, Adit sering mengajak Sari untuk belajar bersama di perpustakaan. Mereka saling bertukar buku favorit, tertawa di antara tumpukan catatan, hingga berbagi kisah kecil yang membuat mereka semakin dekat. Dari buku-buku yang mereka baca, tumbuhlah benih cinta yang tak terelakkan.

Pengakuan di Bawah Pohon Kampus

Beberapa bulan kemudian, di bawah pohon besar di taman kampus, Adit akhirnya mengungkapkan isi hatinya. Ia meraih tangan Sari dan berkata dengan penuh ketulusan:

“Sari, aku sudah jatuh cinta padamu sejak pertama kali bertemu. Maukah kamu menjadi pacarku?”

Dengan jantung berdebar, senyum merekah di wajah Sari, “Ya, aku mau.”

Sejak itu, cinta mereka tumbuh subur. Mereka saling mendukung, Adit menjadi penopang Sari saat menghadapi kesulitan belajar, dan Sari menjadi penyemangat Adit di tengah tekanan skripsi.

Jarak yang Menguji

Namun, kebahagiaan tak selamanya berjalan mulus. Setelah lulus, Adit mendapat tawaran pekerjaan di luar kota. Dihadapkan pada pilihan sulit, ia mengajak Sari ke tempat mereka pertama kali bertemu. Dengan wajah penuh keraguan, Adit bertanya:

“Jika aku pergi, apakah cinta kita masih bisa bertahan?”

Dengan mata berkaca-kaca, Sari menjawab lembut
“Cinta kita tidak akan pudar hanya karena jarak. Jika kita ditakdirkan bersama, kita pasti menemukan jalannya.”

Mereka pun berjanji untuk saling percaya, meski jarak ribuan kilometer memisahkan.

Janji yang Diikatkan

Enam bulan kemudian, Adit pulang. Pertemuan yang mereka tunggu-tunggu itu begitu mengharukan. Di tempat yang sama, Adit berlutut sambil mengeluarkan cincin sederhana:

“Sari, aku tahu kita masih muda. Tapi aku ingin kamu menjadi bagian dari masa depanku. Maukah kamu bertunangan denganku?”

Air mata bahagia mengalir di pipi Sari, “Ya, aku mau!”

Cinta antara junior dan senior ini bukan sekadar kisah kampus. Ia adalah perjalanan penuh makna tentang saling percaya, mendukung, dan menjaga. Mereka belajar bahwa cinta sejati tak pernah mengenal jarak, dan janji yang diucapkan dengan hati akan selalu menemukan jalannya.

Foto profil Ambar Arum Putri Hapsari

mahasiswa Universitas STEKOM, BERITA CINTA

Menulis di Beritacinta, saya berbagi cerita, tips, dan inspirasi seputar cinta dan hubungan. Semoga tulisan-tulisan di sini bisa menemani dan memberi warna di perjalanan cinta kamu.

Related Post