Awal Pertemuan, saat kelas 7 SMP, aku dikenalkan dengan seorang perempuan oleh temanku. Namun, ia bersekolah di tempat berbeda.
Awal perbincangan kami sederhana saja, hanya sekadar salam perkenalan: “Hai, saya Putra.”
Seiring waktu, rasa itu tumbuh dalam diam.
Aku sebenarnya menyukainya, tapi aku tipe orang yang tak berani mengungkapkan.
Takut, persahabatan yang baru terjalin ini hancur jika berubah menjadi hubungan asmara. Ia adalah cinta pertamaku.
Hingga akhirnya, ia sendiri yang mengajak berpacaran.
Namun, hubungan itu hanya bertahan beberapa bulan saja. Ia meminta putus dengan alasan ingin fokus menghadapi UAS.
Seusai ujian, ia menghilang tanpa kabar. Ketika kutanyakan pada temannya, ternyata ia sudah memiliki kekasih baru.
Kisah yang Berulang
Tiga bulan berlalu, ia kembali menghubungiku, dengan alasan basa-basi menanyakan kabar, aku tahu sebenarnya ia telah putus dengan pacar barunya.
Entah mengapa, mungkin karena ia cinta pertamaku, ajakan balikan darinya aku terima.
Namun, sejarah kembali terulang. Setelah tujuh bulan, ia menduakan lagi, kali ini dengan kakak kelasku sendiri.
Hubungan mereka pun hanya bertahan empat bulan sebelum akhirnya ia kembali padaku. Saat itu aku sudah duduk di bangku kelas 9 SMP.
Menunda Kisah
Berbeda dari sebelumnya, kali ini aku tak mudah luluh. Meski rasa itu masih ada, aku menahannya.
Kami terjebak dalam status Hanya Teman Spesial (HTS) selama delapan bulan. Dalam kurun waktu itu, ia beberapa kali meminta balikan, namun selalu kutolak dengan alasan masih trauma.
Hingga akhirnya, aku melihat kesungguhannya.
Selama delapan bulan itu, ia tidak bermacam-macam lagi, bahkan sudah mengenalkanku pada ibunya. Saat itu aku yakin, ia memang benar-benar serius. Pada suatu malam ketika kami keluar bersama, aku memberanikan diri untuk mengajaknya balikan. Dan, ia pun menerima dengan senyum bahagia.
Bertahan Hingga Kini
Kami resmi kembali bersama di akhir kelas 9 SMP. Sejak saat itu, hubungan ini berjalan tanpa putus lagi. Hingga kini, sudah hampir lima tahun kami bersama. Huhuhu :)