Ambar Arum Putri Hapsari
mahasiswa Universitas STEKOM, BERITA CINTAMenulis di Beritacinta, saya berbagi cerita, tips, dan inspirasi seputar cinta dan hubungan. Semoga tulisan-tulisan di sini bisa menemani dan memberi warna di perjalanan cinta kamu.
Mengikuti Perasaan yang Tak Pernah Benar-Benar Dihargai
Pernah gak sih kamu punya perasaan untuk seseorang, tapi dia hanya mencari saat kesepian? Dalam hatinya, kau bukan nomor satu, bukan pilihan, tapi kau selalu ada ketika dia membutuhkan teman. Sakit? Tentu saja. Tapi apa boleh buat — hati kadang memang tak sejalan dengan kenyataan.
Ini adalah kisah yang tak jarang terjadi, saat kau menjadi pelarian, bukan tujuan. Dalam proses itu, kau belajar mengenai apa artinya diberi hati, lalu diterlantarkan. Tapi kau juga belajar menjadi lebih tegar dan lebih manusiawi.
Awalnya kau mengira, pertemuan itu tak terjadi secara kebetulan. kau tengah mencari satu hati yang mampu melengkapi, dan kau kira dialah orangnya. Tapi lambat laun kau menyadari, kau tak lebih dari tempatnya bersandar saat hatinya tengah terluka.
Ini terjadi ketika dia tengah kesepian, saat tak ada satu pun yang perduli padanya, kau selalu ada. Mengirim pesan, menyediakan telinga, dan menjadi sandaran hati — tanpa kau sadari bahwa kau tak lebih dari sebuah pelarian.
Ketika dia lebih bahagia bersama yang lain, kau harus belajar melepaskan. Mengikuti hati yang memang tak pernah memilihmu.
Ini saatnya belajar untuk lebih menyayangi diri sendiri. Mengikuti sebuah hubungan yang tak punya masa depan hanya akan melukai perasaanmu lebih dalam. Jangan biarkan hatimu menjadi tempat pembuangan saat dia kesepian saja.
Beri diri mu waktu untuk sembuh, belajar menerima kenyataan, dan melangkah lebih jauh. Masih ada manusia lain yang akan lebih menghargaimu, lebih memilihmu, dan tak akan menjadikanmu pelarian.
Ini memang proses yang menyakitkan, tapi juga sebuah proses belajar mengenai apa yang pantas dan tak pantas kau terima.
Ini bukan sebuah kesalahan, tapi sebuah pelajaran hidup. Dari kisah yang kau lalui, kau belajar apa itu diberi hati dan apa rasanya tak diberi kepastian.
Ini juga saatnya kau lebih matang, lebih kuat, dan lebih mandiri, sehingga nanti saat kau menemukan dia yang memang untukmu, kau tak akan gampang terluka lagi.
Bukan aku yang dia mau, tapi saat itu aku ada di kala dia kesepian.
Ini memang perih, tapi juga menjadi bab penting untuk menemukan cintamu yang sesungguhnya. Jangan menyerah ya, hati yang lebih pantas tengah menunggu di luar sana.