Apa itu cinta yang sempura? dalam hidup, manusia sering kali terjebak dalam bayangan kesempurnaan. Kita mengira cinta sempurna hanya bisa lahir dari sesuatu yang sempurna juga. Namun manusia tidak ada yang benar-benar sempurna, cinta yang sempurna itu adalah cinta yang lahir dari kekurangan-kekurangan yang diterima.
“Jangan pernah memaksa dirimu untuk sempurna”
carilah tempat di mana kekuranganmu diterima. Maka dari itulah, saat aku datang padamu dengan segala kekurangan, berharap kamu menerimanya bersama kekuranganmu. saat itulah aku percaya cinta sempurna bukan datang dari manusia yang sempurna, melainkan dari saling menerima.
Semakin Mengenal, Semakin Menemukan Kekurangan
Pernah dengar ungkapan "You should never meet your heroes" kalau ngefans, mengagumi, atau mengidolakan seseorang, ada baiknya tidak usah kenal sekalian dengannya. Saat kita mengenal terlalu dekat, ekspetasi sempurna runtuh perlahan memperlihatkan realita sisi manusianya.
"You should never meet your heroes"
Pecayalah kalau kita mencari manusia yang sempurna, maka sampai matipun tak akan pernah menemukannya. Maka semakin lama kamu mengenal seseorang, semakin banyak kekurangan yang akan kamu temukan, pada akhirnya, akan dihadapkan dengan dua pilihan, meninggalkan atau menerima segala kekurangan.
Dimensi Ruang dan Waktu Cinta yang Sempurna
Adakalanya jarak akan memisahkan dan waktu akan menguji. Tetapi bagi cinta yang sempurna itu tidak ada. Meskipun jarak yang jauh tidaklah kita saling merasa jauh, hakikatnya kita dekat, karena saling berada didalam diri kita satu sama lain,
Cinta mengajarkan kita tentang dua alam yang berbeda, menembus batas kemustahilan. Cinta adalah simfoni ruang dan waktu, menghubungkan kejauhan dan kebersamaan.
"Jauh hanya bagi mereka yang mencintai hanya lewat matanya saja karena tidak ada perpisahan bagi mereka yang mencintai dengan hati dan jiwanya."
Dang waktulah yang akan mengajarkan cara disaat bingung harus berbuat apa, dan waktupun juga akan berbicara saat kita tak sanggup lagi untuk saling berkata-kata.
Sebagaimana rindu itu seperti foton (cahaya) yang menembus ruang dan waktu, menembus celah mikroskopik dan melampaui batas waktu - Metafora ilmiah futuristik
Pengakuan dalam Ketidaksempurnaan
aku, bukan seorang yang pintar memahami bagaimana cara berfikirmu, bukan juga seorang yang hebat dalam memberi rasa nyaman dan bukan orang menyenangkan yang bisa memberimu berbagai kejutan. Jika kamu mengira aku tidak pernah peduli denganmu, kamu salah. Hal kecil saja yang terjadi padamu aku selalu berfikir bagaimana cara menyikapinya . Aku selalu memperhatikanmu dengan cara yang mungkin tidak semestinya.
Terimakasih sudah bertahan sejauh ini, terimakasih atas kesempatan yang pernah kamu berikan walaupun terkadang aku tidak memanfaatkannya dengan baik. Terimakasih atas rasa sabar yang tiada batas.
Dan maaf atas segala kekuranganku semoga, apapun yang terjadi kita tetap bisa saling menerima.