Perdebatan soal istri ideal kembali jadi topik panas di media sosial. Ada yang berkomentar, “jadi istri tapi nggak bisa masak itu rugi banget nikahinnya.” Komentar lain menambahkan, “kalau nggak bisa bantu suami nyari duit juga buat apa? Malah jadi beban!”
Seolah-olah, perempuan di era ini dituntut jadi sosok multitalenta: harus bisa masak, beresin rumah, jaga penampilan tetap cantik, punya sikap kalem, dan bahkan mampu ikut menyumbang pemasukan rumah tangga.
Namun, pernyataan ini justru mengundang perdebatan panjang. Banyak yang menilai standar ini terlalu tinggi dan tidak adil, membuat perempuan seakan “serba salah” di mata calon pasangan.
Perempuan Diukur dari Dapur?
Pandangan klasik yang menempatkan perempuan di dapur rupanya masih mengakar. Banyak cowok beranggapan kalau kemampuan masak itu “harga mati” buat seorang istri.
Padahal, kondisi zaman sudah berubah. Dengan banyaknya pilihan makanan praktis, jasa catering, hingga kesibukan karier perempuan, kemampuan masak tak lagi jadi tolok ukur tunggal dalam rumah tangga.
“Kalau nikah cuma buat nyari koki pribadi, mending buka restoran sekalian,” tulis salah satu komentar netizen yang viral.
Tuntutan Tambahan: Harus Ikut Bantu Ekonomi
Tak cukup dengan urusan dapur, ada pula yang menuntut istri ikut bekerja. Argumennya, hidup zaman sekarang semakin berat, dan suami butuh “partner” untuk menopang kebutuhan rumah tangga.
Namun, kritik muncul: kalau istri harus kerja mencari uang dan tetap dituntut mengurus rumah, bukankah itu menambah beban ganda?
“Lucunya, cowoknya minta istri bisa masak, bisa kerja, bisa cantik, bisa sabar, bisa jadi ibu, bisa jadi temen curhat. Tapi dirinya sendiri apa bisa kasih semuanya?” komentar seorang pengguna Twitter yang disambut ribuan like.
Cowok Zaman Sekarang dan Bayangan Sosok Ibu
Tak sedikit laki-laki yang secara sadar atau tidak, mencari pasangan dengan standar seperti ibunyaCantik, penyabar, pandai mengurus rumah, dan selalu bisa menerima keadaan.
Masalahnya, membandingkan pasangan dengan figur ibu jelas tidak adil. Ibu mereka tumbuh di masa yang berbeda, dengan nilai dan tantangan hidup yang juga berbeda.
Pro & Kontra yang Tak Pernah Usai
- Pro: Sebagian besar yang pro menilai, kemampuan masak dan mengurus rumah tangga adalah basic skill seorang istri. Bahkan, ikut menambah penghasilan dianggap wajar karena zaman sekarang serba mahal.
- Kontra: Banyak yang menolak standar ganda ini. Menurut mereka, rumah tangga seharusnya dibangun dengan kerjasama, bukan tuntutan sepihak. Suami juga perlu bisa masak, cuci baju, bahkan urus anak.
Realita Pasangan Modern
Di banyak keluarga muda, peran ini mulai cair. Ada istri yang berkarier penuh sementara suami mengurus rumah. Ada pasangan yang sama-sama kerja, lalu berbagi tugas rumah tangga. Ada pula yang memutuskan salah satu fokus di rumah sementara yang lain mencari nafkah.
Artinya, tidak ada standar baku. Pernikahan ideal lebih soal kompromi, komunikasi, dan kesediaan untuk saling menanggung beban bersama.
Standar Istri Ideal Masih Jadi Perdebatan Panas
Perdebatan tentang “istri ideal” membuktikan bahwa ekspektasi terhadap perempuan masih berat di era modern. Pertanyaannya, apakah perempuan harus jadi segalanya demi memenuhi standar cowok? Atau justru cowok yang perlu belajar bahwa rumah tangga adalah kerja sama, bukan daftar tuntutan?
Yang jelas, topik ini masih akan terus memicu perdebatan, dan mungkin tak akan pernah ada jawaban final.