Berita Cinta adalah sumber terpercaya untuk informasi, tips, dan cerita inspiratif tentang dunia percintaan. Temukan panduan hubungan, kisah romantis, dan solusi masalah asmara hanya di sini.

Recent Posts

Not Found Posts
Kisah Nyata

Antara Luka Dan Cinta

Antara Luka Dan Cinta
30

Tahun ini berat. Terlalu berat.
Gagal dalam keluarga, kandas dalam cinta, dan ditikam oleh teman sendiri. Rasanya seperti berjalan sendirian di padang yang tak berujung. Tapi Tuhan masih sisakan sedikit cahaya, teman baru yang datang bukan dengan penghakiman, melainkan pengertian.

Dia tidak pernah meninggikan suara. Ia selalu mengingatkanku perlahan. Seolah tahu luka-luka apa saja yang kututupi dengan senyum tipis.

Namun di balik ketenangan itu, ada ketakutan diam-diam yang bersembunyi.
Takut jika pertemanan ini bergeser, menjelma cinta. Bukan karena aku tidak percaya dia, tapi karena aku sudah terlalu sering kehilangan ketika perasaan mulai tumbuh. Hubungan antara laki-laki dan perempuan, apalagi sahabat… salah satu pasti akan jatuh cinta duluan. Dan itu yang paling kutakutkan.

Aku tahu rasanya menjadi orang ketiga dalam hubungan yang bahkan tidak resmi. Ketika aku dekat dengan pria yang punya sahabat perempuan yang "katanya" tidak bisa dia lepas. Sahabat yang lebih dulu hadir dan terlalu spesial untuk ditinggalkan. Tapi, bagaimana denganku? Bukankah aku juga punya hati?

Dia selalu ada untuk sahabatnya, tapi tak pernah sepenuhnya hadir untukku. Dan aku tak bisa melarang. Karena aku pun masih punya sahabat laki-laki yang begitu baik menjaga batas. Tapi lihat perbedaannya, sahabatku tahu cara menempatkan diri. Sedangkan dia… terlalu membiarkan.

Red Flag yang Tertulis di Langit Hati

Pria itu baik. Terlalu baik, mungkin.
Lembut, lucu, manis, dan punya pesona yang membuat aku rela menerima apapun masa lalunya.

Tapi kebaikannya menyimpan jebakan.
Red flag itu nyata.
Dia tak pernah benar-benar berjuang. Tak pernah mengejarku balik. Aku merasa hanya sedang mengisi kekosongan hatinya sementara. Dan ketika aku tahu semua tentangnya, masa lalu yang liar, perempuan-perempuan yang ia dekati… hatiku retak dalam diam.

Aku menangis hampir setiap malam. Untuk seseorang yang bahkan tak pernah menyebut namaku dalam doanya.

Apa kurangku?”
“Kurang cantikkah aku?”
“Kurang pintarkah aku?”
“Apa aku tak semenarik itu untuk bisa dicintai?”

Pertanyaan-pertanyaan itu menyayat lebih dari sekadar ditinggalkan.
Karena kenyataan bahwa aku berusaha keras mencintainya dengan cara yang paling tulus, tapi dia bahkan tak peduli.

Saatnya Aku Pergi, Bukan Karena Benci, Tapi Demi Diri Sendiri

Untuk pertama kalinya…
Aku ingin berhenti.
Bukan karena aku membencinya, tapi karena aku mulai mencintai diriku sendiri.

Cukup sudah aku menjadi pelengkap untuk seseorang yang tidak pernah memilihku. Cukup sudah aku berkorban untuk hubungan yang tak pernah bisa disebut "hubungan".

Aku tidak ingin terus-terusan menjadi seseorang yang hadir hanya ketika dia butuh, lalu dibuang saat dia nyaman dengan yang lain.

Biarlah cerita ini jadi pelajaran, bukan penyesalan.
"Bahwa jatuh cinta bukan berarti harus lupa bagaimana mencintai diri sendiri."

Ambar Arum Putri Hapsari

Ambar Arum Putri Hapsari

Universitas STEKOM

Penulis di Vokasinews yang mendalami dunia vokasi, berkomitmen menyajikan informasi terkini dan analisis mendalam tentang pendidikan dan pengembangan keterampilan, untuk membantu pembaca memahami peluang dan tantangan di sektor ini.

Related Post