
Ambar Arum Putri Hapsari
mahasiswa Universitas STEKOM, BERITA CINTAMenulis di Beritacinta, saya berbagi cerita, tips, dan inspirasi seputar cinta dan hubungan. Semoga tulisan-tulisan di sini bisa menemani dan memberi warna di perjalanan cinta kamu.
Aku hanyalah seorang anak yang selalu disepelekan, sering dibanding-bandingkan dengan saudara dan orang lain.
Rasanya sakit setiap kali mendengar orang-orang membandingkanku seolah aku bukan diriku sendiri, seolah aku hanyalah bayangan dari “standar” yang mereka buat.
Aku tahu, aku belum bisa memberikan yang terbaik kepada keluarga. Aku sadar diri aku belum mampu memberi apa-apa. Aku tidak berharap disanjung atau dimanjakan, aku hanya ingin dimengerti. Setidaknya jangan tunjukkan ketidaksukaan itu secara langsung kepadaku, karena jujur, rasanya sangat sakit.
Badan ini capek bekerja, otak ini lelah berpikir dan stres, hati ini perih setiap kali diingatkan bahwa aku “kurang” dibandingkan orang lain. Rasanya seperti tidak pernah cukup di mata mereka. Seolah semua yang aku lakukan tidak pernah berarti.
Orang-orang hanya melihat aku sebagai anak yang “biasa saja” atau “kurang berprestasi”. Mereka tidak melihat apa yang aku rasakan setiap hari. Tidak ada yang tahu seberapa banyak aku menahan tangis di balik senyuman, hanya agar terlihat baik-baik saja di depan mereka.
Ada saat di mana aku benar-benar merasa hancur. Ada saat di mana aku merasa ingin menyerah, bahkan pernah meminta Tuhan untuk mengambilku saja karena aku merasa sudah sangat lelah berada di fase ini. Fase di mana aku merasa tidak pernah dihargai, tidak pernah dimengerti, dan selalu dianggap salah.
Aku tidak butuh pujian, aku hanya butuh dipahami. Aku butuh orang-orang terdekat mengerti bahwa aku sedang berjuang. Bahwa aku sedang berusaha. Bahwa aku juga punya batas. Bahwa aku juga manusia yang bisa lelah.
Jika kamu membaca ini dan pernah berada di posisi yang sama, percayalah kamu tidak sendirian. Ada banyak orang di luar sana yang diam-diam menanggung luka serupa. Luka karena disepelekan, karena dibanding-bandingkan, karena tidak pernah dihargai.
Jangan biarkan luka itu membunuhmu. Jangan biarkan kata-kata mereka menghancurkan semangatmu. Kamu berharga meski orang lain tidak melihatnya. Kamu berarti meski mereka tidak memujimu.
Aku juga masih belajar untuk percaya pada diriku sendiri. Masih belajar untuk tidak menyerah pada hidup. Karena meski sesulit apa pun fase ini, aku ingin bangkit. Aku ingin suatu hari membuktikan bahwa aku bisa.
Semoga Tuhan memberi kita semua kekuatan, untuk tetap bertahan dan berjalan, meski dunia seperti tidak peduli.