Ambar Arum Putri Hapsari
mahasiswa Universitas STEKOM, BERITA CINTAMenulis di Beritacinta, saya berbagi cerita, tips, dan inspirasi seputar cinta dan hubungan. Semoga tulisan-tulisan di sini bisa menemani dan memberi warna di perjalanan cinta kamu.
Aku nggak tahu kenapa malam ini rasanya hati penuh sekali. Ada sesuatu yang mendesak dari dalam diriku. Bukan sedih, bukan juga bahagia berlebihan, tapi seperti rasa yang ingin keluar karena terlalu besar untuk disimpan diam-diam.
Aku jatuh cinta padanya lagi hari ini.
Entah untuk keberapa kalinya.
Entah sejak kapan jatuh cintanya berubah jadi kebiasaan sehari-hari.
Kadang aku bingung sendiri, kenapa bisa sesering itu? Padahal hubungan kita nggak selalu mulus. Kita pernah ribut, pernah saling diam, pernah menjaga jarak bahkan. Tapi justru di situ aku sadar, setiap kali badai kecil lewat, aku tetap menemukan alasan untuk mencintainya lagi.
Aku masih ingat hari pertama aku memutuskan, “Iya, kayaknya aku mau mencintai dia.” Bukan karena momennya dramatis, tapi karena hatiku terasa tenang. Dari situ, setiap hari terasa seperti versi baru dari jatuh cinta yang sama.
Hari ini aku jatuh cinta waktu dia ketawa kecil di telepon. Kemarin aku jatuh cinta waktu dia mencoba menenangkan aku yang sedang nggak karuan. Dan besok… entahlah. Aku rasa aku memang tidak sedang mencintainya sekali. Aku sedang mencintainya berkali-kali.
Kadang aku takut. Takut kalau suatu hari perasaan ini berubah, atau dunia berubah, atau kita berubah lebih cepat dari yang bisa aku siapin.
Tapi sampai hari ini, satu hal yang tidak pernah berubah adalah ini:
Aku jatuh cinta padanya setiap hari.
Bukan yang meledak-ledak seperti film remaja, tapi yang tenang… tapi dalam.
Aku jatuh cinta waktu dia kuat. Tapi aku juga jatuh cinta saat dia lemah. Aku jatuh cinta saat dia penuh rencana, tapi aku juga jatuh cinta saat dia bingung dan butuh sandaran. Ada sesuatu dalam dirinya yang membuatku ingin tetap ada, bahkan ketika semuanya nggak sempurna.
Dan kalau nanti hidup memberi kita jalan panjang, aku ingin berjalan bareng dia. Kalau hidup memberi kita masa depan yang ribut tapi real, aku ingin tetap jatuh cinta di tengah berantakan itu semua.
Tapi kalau suatu hari semesta bilang lain, kalau kita nggak sampai akhir… aku rasa aku tetap nggak akan menyesal.
Karena mencintai dia sudah mengajarkanku banyak hal—tentang sabar, tentang memilih seseorang bukan cuma di hari bahagia, tapi juga di hari paling kusut.
Tapi untuk hari ini, untuk saat ini, untuk halaman diary ini…
Aku cuma ingin menulis satu hal yang sejak tadi ingin keluar:
"Aku jatuh cinta padamu setiap hari."
Dari awal, dari kemarin, hari ini, dan entah sampai kapan.
Dan rasanya… aku nggak keberatan kalau ini jadi kebiasaan paling indah dalam hidupku.