Ambar Arum Putri Hapsari
mahasiswa Universitas STEKOM, BERITA CINTAMenulis di Beritacinta, saya berbagi cerita, tips, dan inspirasi seputar cinta dan hubungan. Semoga tulisan-tulisan di sini bisa menemani dan memberi warna di perjalanan cinta kamu.
Silent treatment adalah bentuk perilaku pasif-agresif di mana seseorang secara sengaja memilih diam, mengabaikan, atau tidak merespons komunikasi dari pasangannya sebagai bentuk hukuman emosional atau cara menghindari konflik.
Biasanya, silent treatment dilakukan untuk:
Walau terlihat “tidak ribut,” perilaku ini justru bisa sangat merusak hubungan karena memutus komunikasi, menciptakan jarak emosional, dan membuat satu pihak merasa bingung atau tidak berharga. Dalam jangka panjang, silent treatment dapat menjadi tanda hubungan yang tidak sehat atau bahkan toxic.
Kalau kamu sering jadi korban silent treatment, penting untuk menyadari bahwa ini bukan hal sepele—dan kamu berhak untuk dihargai serta diajak bicara secara terbuka.
Sekilas memang terlihat “tidak berbahaya”, tapi silent treatment bisa jadi bentuk manipulasi emosional. Ini beberapa alasannya:
Dalam jangka panjang, hal ini bisa mengikis rasa percaya diri dan bikin kamu merasa tidak aman dalam hubungan.
Beberapa orang melakukan silent treatment karena merasa lebih “berkuasa” dengan cara itu. Tapi hubungan yang sehat dibangun dari komunikasi dua arah. Bukan siapa yang paling tahan gak ngomong duluan.
Jika pasangan kamu sering banget melakukan ini setiap kali ada masalah kecil atau beda pendapat, itu tanda bahwa dia belum siap untuk komunikasi dewasa. Bahkan bisa jadi ada niat untuk mengontrol kamu lewat emosi.
Jangan pernah merasa kamu terlalu sensitif atau lebay hanya karena kamu butuh komunikasi yang sehat. Semua orang butuh pasangan yang bisa diajak diskusi, bukan main diam-diaman tiap ada masalah.