Ngambek, nangis, sampai debat kaya lagi skripsi—kamu tipe yang mana?
Pertengkaran dalam hubungan itu wajar, tapi cara masing-masing pasangan menghadapi konflik bisa beda-beda banget. Ada yang diam, ada yang meledak, dan ada juga yang… malah ketawa. Nah, kamu dan pasanganmu masuk tipe yang mana?
Yuk, kenali berbagai tipe pasangan saat berantem:
1. Si Silent Treatment: Diam Seribu Bahasa
Tipe ini memilih diam saat konflik. Bukan karena gak peduli, tapi mereka butuh waktu untuk mencerna emosi. Masalahnya, kalau kelamaan diam dan gak ada komunikasi, malah jadi makin runyam.
Tips buat kamu: Kasih ruang dulu, tapi tetap sediakan waktu buat ngobrol. Jangan biarkan konflik menggantung terlalu lama.
2. Si Meledak-Ledak: Sedikit Salah, Langsung Marah
Tipe ini gampang meledak, kadang terlalu emosional dan nggak mikir panjang. Satu kalimat bisa langsung jadi drama panjang.
Tips buat kamu: Jangan terpancing emosi juga. Tunggu reda, baru ajak ngobrol dengan nada tenang.
3. Si Tukang Debat: Semua Harus Logis!
Tipe ini mirip dosen pembimbing. Setiap konflik harus ada argumentasinya, fakta dan data penting banget. Sayangnya, pasangan bisa merasa "gak didengar" karena semua diseret ke logika.
Tips buat kamu: Ingat, perasaan juga valid. Kadang gak harus menang debat, cukup saling mengerti.
4. Si Overthinking: Semua Diambil Hati
Baru ditanya “lagi apa?” pas lagi emosi, langsung mikir “dia udah bosen ya?”. Tipe ini mudah merasa insecure saat ada konflik.
Tips buat kamu: Coba belajar bedain antara perasaan dan fakta. Jangan semua disimpan sendiri, komunikasikan.
5. Si Cepat Dingin: Berantem 5 Menit, Baikan 10 Menit
Ini tipe paling santuy. Baru aja adu argumen, udah ngajak makan bareng. Tapi hati-hati, konflik yang gak diselesaikan bisa numpuk jadi bom waktu.
Tips buat kamu: Walau bisa cepet baikan, tetap obrolin masalahnya biar gak terulang lagi.
6. Si Baper Kronis: Nangis Jadi Senjata
Tipe ini gak bisa nahan air mata. Kadang marahnya malah berubah jadi tangis tanpa henti. Bisa bikin pasangannya bingung harus gimana.
Tips buat kamu: Menangis itu bukan kelemahan, tapi pastikan setelah itu kamu juga bisa ngobrol tentang apa yang bikin sakit hati.