Denial Itu Apa, Sih? Denial itu ketika otak dan hati kamu sepakat untuk... pura-pura nggak tau kenyataan. Kamu tahu kok dia nyakitin kamu. Kamu tahu dia berubah. Kamu tahu hubungan ini nggak sehat. Tapi kamu memilih untuk nggak percaya sama kenyataan itu, karena menerima kenyataan itu artinya kamu harus kehilangan dia. Dan itu... sakit banget.
Tapi tahu nggak? Denial itu kayak pelan-pelan minum racun sambil berharap nggak mati. Padahal makin lama kamu bertahan, makin kamu hancur sendiri.
Kenapa Masih Sayang, Padahal Disakiti?
- Kebiasaan: Kamu udah terbiasa sama dia. Setiap hari chat-an, video call, ketemu. Kehilangannya bikin kamu merasa kosong.
- Kenangan: Kamu terus-terusan ingat yang indah, lupa yang pahit. Padahal, hubungan sehat nggak cuma soal masa lalu, tapi juga masa kini dan masa depan.
- Takut Sendiri: Banyak orang bertahan bukan karena cinta, tapi karena takut sendiri. Takut nggak ada yang bisa sayangin kamu lagi. Padahal itu pikiran yang salah.
Masih Punya Harapan: Kamu percaya dia bisa berubah, padahal dia nggak ada niat sama sekali buat berubah. Kamu berharap... terus berharap.
Waktunya Bangun, Bestie!
Kalau kamu udah tahu disakiti tapi masih aja bertahan, coba tanya ke diri sendiri:
Apa aku bahagia?
- Kalau temenku di posisiku, aku bakal nyuruh dia bertahan atau pergi?
- Hubungan ini bikin aku berkembang atau justru nyakitin mental?
Kadang, cinta itu buta. Tapi kamu bukan. Kamu bisa pilih untuk buka mata dan melangkah pergi dari hubungan yang toxic. Karena cinta yang sehat itu nggak nyakitin. Cinta yang sehat itu nggak bikin kamu nangis tiap malam sambil dengerin lagu galau.
Kamu Pantas Dapat yang Lebih Baik
Ingat, kamu bukan tempat pelampiasan. Kamu bukan pilihan cadangan. Kamu bukan orang yang pantas terus disakiti lalu diminta bertahan. Jangan biarkan perasaan menahan kamu dari keputusan yang masuk akal. Lepas itu sakit, iya. Tapi bertahan di tempat yang salah jauh lebih menyakitkan.
Karena pada akhirnya, lebih baik kamu patah hati karena move on... daripada hancur pelan-pelan karena bertahan di hubungan yang salah.