
Menulis di Beritacinta, saya berbagi cerita, tips, dan inspirasi seputar cinta dan hubungan. Semoga tulisan-tulisan di sini bisa menemani dan memberi warna di perjalanan cinta kamu.
Cushioning adalah istilah gaul yang menggambarkan perilaku seseorang yang mencari sosok lain di luar hubungannya untuk dijadikan sandaran emosional. Fenomena ini merupakan bentuk pengamanan diri agar tidak terlalu sakit jika hubungan yang sedang dijalani berakhir. Pada dasarnya, cushioning ialah tindakan menjaga orang lain sebagai cadangan secara emosional maupun perhatian. Walaupun terlihat halus, perilaku ini dapat merusak kepercayaan dan stabilitas hubungan.
Cushioning sering dilakukan tanpa disadari, misalnya dengan terus berkomunikasi intens dengan orang lain, meminta validasi tambahan, atau menjadikan sosok tersebut sebagai tempat curhat ketika pasangan tidak tahu. Hal ini menempatkan hubungan utama dalam posisi rapuh dan tidak jujur.
Ada banyak alasan mengapa cushioning muncul dalam hubungan modern. Salah satu penyebab utamanya adalah ketakutan akan kehilangan atau patah hati. Seseorang merasa lebih aman jika memiliki sandaran lain sehingga mereka tidak sepenuhnya bergantung pada pasangan. Kurangnya komunikasi dan rasa tidak aman juga dapat mendorong seseorang mencari perhatian di luar hubungan.
Media sosial dan kemudahan komunikasi digital membuat perilaku cushioning semakin mudah dilakukan. Pesan singkat, interaksi ringan, atau kedekatan kecil dapat menjadi pintu masuk menuju hubungan cadangan tanpa komitmen yang jelas.
Meskipun terlihat sepele, cushioning dapat meninggalkan luka emosional yang dalam bagi pasangan yang menjadi korban. Mereka mungkin merasa dikhianati, tidak cukup, atau dibandingkan dengan sosok lain yang menjadi tempat sandaran. Hal ini dapat mengganggu rasa percaya, meningkatkan kecemasan, dan membuat hubungan semakin tidak stabil.
Selain itu, pelaku cushioning juga merugikan diri sendiri. Ketika terus memiliki sandaran lain, mereka cenderung tidak berani menghadapi masalah dalam hubungan utama. Akibatnya, hubungan tidak berkembang dan komunikasi menjadi tumpul.
Langkah pertama untuk menghindari cushioning adalah membangun kejujuran dalam hubungan. Jika merasa kurang diperhatikan atau tidak aman, lebih baik mengomunikasikannya langsung daripada mencari sandaran lain. Bangun batasan yang jelas tentang interaksi dengan orang lain dan pastikan kedua pihak memahami batas tersebut.
Jika kamu merasa menjadi korban cushioning, penting untuk membuka percakapan dengan pasangan. Tanyakan apa yang membuat mereka mencari dukungan di luar hubungan dan cari solusi bersama. Jika perilaku tersebut terus berulang dan tidak ada perubahan, pilihlah menjaga kesehatan emosionalmu dengan mempertimbangkan ulang hubungan tersebut. Dengan memahami cushioning, kamu dapat lebih bijak membangun hubungan yang sehat dan penuh rasa percaya.