Ambar Arum Putri Hapsari
mahasiswa Universitas STEKOM, BERITA CINTAMenulis di Beritacinta, saya berbagi cerita, tips, dan inspirasi seputar cinta dan hubungan. Semoga tulisan-tulisan di sini bisa menemani dan memberi warna di perjalanan cinta kamu.
Dulu Sinta Sampai Diculik, Sekarang Kamu Cuma Ditikung Diam-Diam
Dalam kisah epik Ramayana, Sinta adalah sosok yang begitu berharga sampai-sampai dua lelaki sakti — Rama dan Rahwana — rela perang demi memilikinya.
Rama, suaminya, berjuang menembus kerajaan Alengka buat menyelamatkan cintanya.
Rahwana, si raja raksasa, nekat menculik demi ambisinya.
Intinya? Sinta direbutin banget.
Tapi sekarang?
Kamu justru… nggak ada yang rebutin.
Bahkan si dia yang kamu suka aja, nge-reply story aja 3 hari kemudian.
Itu pun cuma “wkwkwk”.
Rama naik gunung, menyeberangi lautan, sampai ngajak pasukan kera buat dapetin Sinta kembali.
Kamu?
Buat ngajak balikan aja cuma dikasih jawaban:
“Kamu terlalu baik buat aku.”
Kita hidup di zaman yang katanya modern. Tapi kenapa cara orang memperjuangkan cinta malah makin minimalis?
Miris? Banget.
Rebutan cinta sekarang udah kayak rebutan diskon di e-commerce: rame di awal, ghosting setelah checkout.
Mungkin kamu pernah berpikir,
"Ah, aku gak mau direbutin, aku bukan barang!"
Oke, bener. Tapi bukannya pengin ya… diperjuangkan?
Disayang kayak Sinta yang sampai dijaga si Rama siang malam?
Karena cinta yang sehat itu bukan cuma soal punya pacar.
Tapi soal jadi seseorang yang dianggap berharga — yang layak diperjuangkan, bukan ditinggalin pas udah gak seru lagi.
Kalau kamu masih stay di hubungan yang gak jelas arahnya, coba tanya ke diri sendiri:
Karena kisah cinta yang indah itu selalu melibatkan dua orang yang saling memilih dan saling mempertahankan.
Kalau cuma kamu doang yang usaha, itu bukan Ramayana.
Itu drama sendirian.