Ambar Arum Putri Hapsari
mahasiswa Universitas STEKOM, BERITA CINTAMenulis di Beritacinta, saya berbagi cerita, tips, dan inspirasi seputar cinta dan hubungan. Semoga tulisan-tulisan di sini bisa menemani dan memberi warna di perjalanan cinta kamu.
Dulu, Rahwana naksir Sinta. Tapi alih-alih PDKT pelan-pelan kayak manusia normal, dia langsung menculik.
Kenapa? Karena mindset dia adalah: “Gue suka lo, jadi lo harus punya gue.”
Gak peduli perasaan Sinta, gak peduli dia udah punya Rama, pokoknya cinta versi Rahwana itu egois banget.
Sounds familiar?
Karena sekarang, model toxic kayak gini masih banyak banget.
Sekarang bayangin ini di kehidupan nyata.
Ada seseorang yang terus ngejar kamu, padahal kamu gak suka.
Dikasih kode, diabaikan, bahkan udah dijelasin baik-baik... tetap maksa.
Bedanya sama Rahwana cuma satu: dia gak naik pesawat terbang bawa pasukan, tapi bawa tekanan emosional, drama, dan kadang... ancaman manipulatif kayak “Kalau kamu ninggalin aku, aku hancur.”
Ini bukan cinta. Ini paksaan berskala halus.
Rahwana mungkin raja iblis, tapi toxic lover di dunia nyata bisa datang dalam bentuk yang lebih manis.
Mereka bisa jadi orang yang perhatian banget... di awal. Tapi begitu kamu gak sesuai ekspektasinya, dia berubah jadi posesif, maksa, bahkan manipulatif.
Dan semua itu dibungkus dengan kalimat klasik:
"Aku sayang kamu kok, makanya aku kayak gini."
Nope. Kalau sayang beneran, gak akan bikin kamu takut, gak akan bikin kamu kehilangan dirimu sendiri.
Kamu punya kendali atas hidup dan cinta kamu.
Kalau ada yang deketin kamu dengan cara memaksa, mengontrol, atau gak respect sama perasaan kamu, itu tanda bahaya.
Cinta sejati tuh dua arah — saling. Bukan cuma satu pihak yang naksir, terus semua harus nurut.