Ambar Arum Putri Hapsari
mahasiswa Universitas STEKOM, BERITA CINTAMenulis di Beritacinta, saya berbagi cerita, tips, dan inspirasi seputar cinta dan hubungan. Semoga tulisan-tulisan di sini bisa menemani dan memberi warna di perjalanan cinta kamu.
Pernah nggak sih bertanya pada diri sendiri:
"Kenapa aku masih memberi hati ke orang yang jelas-jelas nggak bisa menghargainya?"
Ini bukan soal kamu lemah - ini tentang pola psikologis yang sering tidak kita sadari.
Otak kita dirancang untuk ketagihan pola intermittent reinforcement - saat perhatian/kasih sayang diberikan secara tidak konsisten. Setiap kali dia memberi sedikit perhatian, otak melepas dopamin yang bikin ketagihan.
Hubungan toxic sering menciptakan ikatan trauma - dimana kita terjebak dalam siklus:
Konflik → Rekonsiliasi → Konflik lagi
Siklus ini secara tidak sadar terasa "familiar" bagi orang dengan pengalaman masa kecil tidak stabil.
Kita sering terjebak dalam fantasi bahwa:
Padahal perubahan hanya bisa datang dari kemauan diri sendiri.
Banyak yang tidak sadar bahwa bertahan dalam hubungan tidak sehat sering berasal dari:
Yang sebenarnya kita cintai seringkali adalah:
"Orang yang benar-benar tak punya hati tidak akan tiba-tiba berubah karena sakit hatimu - mereka berubah karena memilih untuk berubah."