Ambar Arum Putri Hapsari
mahasiswa Universitas STEKOM, BERITA CINTAMenulis di Beritacinta, saya berbagi cerita, tips, dan inspirasi seputar cinta dan hubungan. Semoga tulisan-tulisan di sini bisa menemani dan memberi warna di perjalanan cinta kamu.
Pernah gak sih, baru kenal seseorang beberapa hari, tapi udah diajak serius, disuruh panggil “sayang,” bahkan dijanjikan masa depan bareng? Rasanya kayak mimpi indah, tapi justru itu bisa jadi tanda kamu lagi kena love bombing.
Love bombing adalah kondisi ketika seseorang membanjiri kamu dengan perhatian, pujian, dan kasih sayang secara berlebihan di awal hubungan. Tujuannya? Biar kamu cepat baper dan ngerasa tergantung sama dia. Tapi di balik itu semua, bisa jadi ada niat tersembunyi yang gak sehat.
Kita sering diajari kalau cinta itu harus intens, penuh perhatian, dan bikin berbunga-bunga. Tapi kalau semuanya terasa "too good to be true", bisa jadi memang bukan cinta sejati. Orang yang terlalu cepat nempel biasanya gak kasih ruang buat kita kenal lebih dalam—langsung gas pol tanpa rem.
Mereka bakal bilang kamu “soulmate”, padahal baru tahu nama lengkap kamu dua hari yang lalu. Terlalu cepat melekat bisa bikin kamu terlena, dan malah susah buat berpikir rasional saat mulai muncul red flag.
Love bombing sering kali diikuti dengan kontrol emosional, gaslighting, atau bahkan manipulasi. Jadi, meski awalnya terasa seperti kisah cinta impian, ending-nya bisa jadi mimpi buruk.
Kunci utamanya: kenali ritme hubungan yang sehat. Hubungan yang baik gak terburu-buru. Cinta yang tulus butuh waktu, bukan sekadar ledakan emosi sesaat.
Kalau kamu ngerasa overwhelmed dengan sikap pasangan yang terlalu cepat menempel, coba beri jeda. Evaluasi apakah kamu nyaman, atau hanya terbawa suasana. Jangan ragu pasang batasan, dan jangan takut bilang “stop” kalau kamu mulai gak nyaman.