Ambar Arum Putri Hapsari
mahasiswa Universitas STEKOM, BERITA CINTAMenulis di Beritacinta, saya berbagi cerita, tips, dan inspirasi seputar cinta dan hubungan. Semoga tulisan-tulisan di sini bisa menemani dan memberi warna di perjalanan cinta kamu.
Semua Berawal dari Pinjam Pulpen
Kadang, cinta kantor nggak perlu plot rumit. Cukup:
“Eh, pinjem pulpennya dong...”
“Sorry, boleh minta file-nya?”
Dan... JLEB!, hatimu terseret ke ruang rapat tanpa aba-aba.
Kamu mulai mikir, “Kenapa ya, pas dia ngomong, suaranya kayak ada efek echo romantis?”
Padahal ruangan lagi bising karena printer error.
Modus kirim email berisi:
“Maaf mau tanya, itu format laporan pakai font apa ya?”
Padahal kamu udah tahu jawabannya. Tapi demi bisa dapat balasan chat, segala pertanyaan diada-adain.
Level selanjutnya:
Kirim stiker lucu di chat grup kantor, tapi cuma berharap dia yang reply duluan.
Rasanya kayak:
Lalu, muncul momen sakral:
Dia jalan ke pantry... kamu langsung ikut dengan alasan refill kopi.
Kopi nggak nambah. Tapi deg-degan iya.
Apalagi kalau dia senior dan kamu anak baru.
Tiap dia ngomong di forum Zoom, kamu pura-pura fokus, padahal hati udah kayak konser dangdut.
Kata orang, cinta di kantor itu ibarat:
“Main petasan di gudang gas.”
Salah langkah dikit, gosip menyebar.
Besoknya kamu masuk kantor udah disambut:
“Ih, itu tuh, si A yang suka si B, kemarin katanya ngasih gorengan!”
Lah padahal niatnya cuma bagi camilan.
Entah cinta itu berbalas atau tidak, satu hal yang pasti:
Gaji tetap masuk tiap bulan. Tapi cinta? Belum tentu.
Jadi, selama kamu masih bisa ngetik sambil nyuri pandang dan gak ketahuan bos—lanjutkan perjuangan.
Kalau gagal, minimal kamu tetap jadi karyawan teladan. Karyawan yang diam-diam suka rekan kerja.