Ambar Arum Putri Hapsari
mahasiswa Universitas STEKOM, BERITA CINTAMenulis di Beritacinta, saya berbagi cerita, tips, dan inspirasi seputar cinta dan hubungan. Semoga tulisan-tulisan di sini bisa menemani dan memberi warna di perjalanan cinta kamu.
Menikah bukan hanya tentang seberapa dalam cintamu pada pasangan, tetapi juga tentang kesiapan untuk membangun hidup bersama. Banyak orang bilang, “Kalau udah ketemu orang yang pas, pasti langsung pengin nikah.” Tapi kenyataannya, menemukan pasangan bukan satu-satunya syarat. Ada banyak hal lain yang menentukan apakah kamu benar-benar siap melangkah ke jenjang pernikahan.
Yuk, cek beberapa tanda kamu benar-benar siap nikah—not just in love, but in life too.
Sebelum menyatukan hidup dengan orang lain, penting untuk memahami dirimu sendiri. Apa nilai-nilai hidupmu? Apa yang membuatmu bahagia? Apa yang kamu cari dalam hubungan? Jika kamu sudah punya jawaban jujur atas pertanyaan-pertanyaan ini, itu tanda kamu nggak akan "hilang" dalam hubungan.
Pernikahan itu bukan ajang saling menyalahkan. Kalau kamu sudah bisa mengelola emosi, menghadapi konflik dengan kepala dingin, dan nggak lari dari masalah, itu tanda dewasa. Dan kedewasaan adalah kunci dalam membina rumah tangga.
Menikah tidak butuh kekayaan luar biasa. Tapi kamu dan pasangan harus punya komitmen dan keterbukaan soal keuangan. Kalau kamu sudah mulai menabung, punya perencanaan keuangan, dan bisa bertanggung jawab terhadap pengeluaran sendiri, itu tanda positif!
Topik seperti: ingin punya anak atau tidak, tinggal di mana, membagi peran rumah tangga, sampai agama dan keluarga—sudah kalian bahas dan ada titik temu. Menikah tanpa diskusi serius sebelumnya seperti masuk hutan tanpa peta.
Bukan hanya saat pacaran manis-manisnya aja. Tapi kamu juga membayangkan tetap bertahan ketika pasangan sedang lemah, saat konflik datang, dan saat semua terasa berat. Kalau kamu merasa sanggup menghadapi itu bersama pasanganmu, kamu mungkin sudah siap nikah.
Bukan karena usia, tekanan keluarga, atau sekadar takut sendirian. Kamu ingin menikah karena kamu ingin berbagi hidup dengan seseorang yang kamu cintai dan kamu percaya. Kamu ingin tumbuh bersama, bukan sekadar “menggenapkan status”.
Pernikahan bukan cuma tentang dua orang—keluarga, sahabat, dan lingkungan juga punya peran. Kalau kamu sudah mendapat restu, atau minimal dukungan, dari orang-orang terdekatmu, kamu nggak akan merasa sendirian dalam perjalanan ini.