
Menulis di Beritacinta, saya berbagi cerita, tips, dan inspirasi seputar cinta dan hubungan. Semoga tulisan-tulisan di sini bisa menemani dan memberi warna di perjalanan cinta kamu.
Banyak hubungan gagal bukan karena kurang cinta, tapi karena ada rasa setara yang tak sama. Salah satu merasa lebih penting, lebih sibuk, atau lebih berhak menentukan. Padahal, cinta yang sehat itu berdiri di atas kesetaraan.
Kadang orang salah paham tentang cinta. Banyak yang mikir hubungan itu siapa yang paling berkorban, siapa yang paling sering ngalah, atau siapa yang lebih butuh diperhatikan. Padahal, cinta yang sehat justru tumbuh ketika dua orang berdiri sejajar—saling dukung tanpa ada yang merasa lebih rendah atau lebih tinggi.
Kesetaraan bukan berarti semuanya harus 50:50 secara kaku, tapi tentang saling mengerti dan menghargai. Misalnya, ketika pasanganmu lagi sibuk kuliah atau kerja, kamu nggak marah karena dia jarang balas chat. Kamu ngerti bahwa itu bagian dari proses dia berkembang. Sebaliknya, saat kamu lagi butuh ditemani atau didengar, dia juga hadir tanpa alasan.
Hubungan setara bikin kita belajar jadi lebih dewasa. Kita tahu kapan harus kasih perhatian, kapan harus memberi ruang. Kita juga sadar kalau tumbuh bareng jauh lebih indah daripada saling tarik menarik.
Dewasa dalam hubungan itu artinya sadar bahwa cinta bukan kompetisi. Nggak ada perlombaan siapa yang ngasih perhatian lebih banyak, siapa yang lebih sering berkorban. Yang ada justru perjalanan bersama: jatuh, bangkit, belajar, dan tumbuh sama-sama.
Akhirnya, cinta bukan soal siapa yang mendominasi, tapi bagaimana dua orang bisa berjalan berdampingan. Setara di rasa, setara di sikap—itulah yang bikin hubungan bisa tahan lama dan semakin dewasa.