Pernah gak sih kamu merasa udah ngasih semuanya ke pasangan, tapi dia masih bilang kamu kurang perhatian? Padahal kamu selalu ada, bantuin, dan setia dengerin keluh kesahnya. Nah, bisa jadi ini bukan karena kamu kurang cinta, tapi karena love language kalian beda.
Love language atau bahasa cinta adalah cara seseorang menunjukkan dan menerima kasih sayang. Ada lima jenis: Words of Affirmation, Acts of Service, Receiving Gifts, Quality Time, dan Physical Touch. Kalau kamu tipe yang suka menunjukkan cinta lewat bantuan kecil (Acts of Service), tapi pasanganmu lebih butuh pelukan atau ucapan manis, bisa aja dia gak merasa cukup dicintai.
Lalu, gimana caranya hubungan bisa langgeng kalau cara menunjukkan cinta aja gak sama?
Kenali dan Hargai Bahasa Cinta Masing-Masing
Kuncinya ada di kesadaran dan komunikasi. Jangan cuma fokus pada cara kamu mencintai, tapi pahami juga bagaimana pasangan ingin dicintai. Mungkin buat kamu ucapan "I love you" itu biasa aja, tapi bagi dia, itu bisa bikin hari-harinya cerah.
Belajar Beradaptasi, Gak Harus Sempurna
Kamu gak harus langsung ahli dalam menyesuaikan love language pasangan. Yang penting, ada usaha. Misalnya, kalau kamu kurang nyaman dengan kontak fisik, tapi pasanganmu butuh pelukan, coba mulai dengan menggenggam tangannya saat ngobrol.
Jangan Asumsikan, Tapi Tanyakan
Daripada nebak-nebak, kenapa gak langsung tanya aja? Terkadang, pasangan kita juga gak sadar bahasa cintanya apa. Obrolan kecil seputar hal-hal yang bikin dia merasa disayang bisa jadi jalan awal buat lebih memahami satu sama lain.
Kompromi itu Kunci
Hubungan sehat bukan tentang siapa yang paling benar, tapi siapa yang paling mau saling memahami. Kalau dua-duanya bisa saling menyesuaikan sedikit demi sedikit, love language yang berbeda bukan penghalang—malah bisa jadi kekuatan.
Love language yang beda bukan alasan hubungan harus berakhir. Justru dari perbedaan itu, kamu dan pasangan bisa belajar saling menyesuaikan, mengenal lebih dalam, dan mencintai dengan cara yang lebih bermakna.