Berita Cinta adalah sumber terpercaya untuk informasi, tips, dan cerita inspiratif tentang dunia percintaan. Temukan panduan hubungan, kisah romantis, dan solusi masalah asmara hanya di sini.

Recent Posts

Not Found Posts
Cinta dan Karier

Kita yang Bertemu di Waktu Paling Berantakan

Kita yang Bertemu di Waktu Paling Berantakan
0

Kadang hidup nggak selalu kasih kita momen yang rapi. Ada fase di mana semuanya berantakan: pekerjaan nggak jelas, mimpi belum kemana-mana, hati masih penuh luka yang belum sembuh. Ironisnya, justru di waktu itulah seseorang datang. Bukan ketika kita siap dengan senyum terbaik, tapi ketika kita bahkan lupa caranya tersenyum.

Pertemuan di waktu berantakan itu seringnya nggak masuk akal. Dua orang yang sama-sama retak, sama-sama belum selesai dengan dirinya sendiri, tiba-tiba dipertemukan di persimpangan yang nggak terduga. Bukan pertemuan ala film romantis dengan cahaya senja dan soundtrack indah, tapi pertemuan yang lebih mirip hujan deras: dingin, basah, tapi nyata.

Lucunya, kita sering percaya kalau hubungan yang baik itu harus dimulai di waktu yang sempurna. Nunggu semua beres dulu, nunggu hati bersih dulu, nunggu kondisi mapan dulu. Padahal, waktu sempurna itu mungkin nggak pernah ada. Yang ada hanyalah dua orang yang berani berhenti sejenak di tengah kekacauan, lalu bilang, “Oke, kita coba jalan bareng.”

Tetap Ada Meski Retak

Lo mungkin inget masa itu. Masa di mana hidup lagi semrawut, tapi anehnya ada orang yang nggak kabur lihat semua kekurangan lo. Orang yang tetap duduk di sebelah, walau tahu kursi lo penuh debu. Orang yang nggak jijik sama kepingan kaca yang berserakan di sekitar lo, malah rela bantuin pungutin satu-satu.

Pertemuan di waktu berantakan itu bukan soal mencari kesempurnaan, tapi soal keberanian buat menerima ketidaksempurnaan. Dan justru karena lahir di situ, hubungan itu punya lapisan makna yang lebih dalam. Ada rasa lega, ada rasa “gue nggak sendirian,” ada rasa bahwa ternyata berantakan pun bisa jadi titik awal sesuatu yang indah.

Rumah Bukan Selalu Rapi

Berantakan itu memang nggak enak. Dia bikin kita ragu, bikin kita insecure, bikin kita ngerasa nggak pantas dicintai. Tapi ketika ada orang yang tetap mau hadir di saat terburuk lo, itu semacam pengingat kalau lo lebih dari sekadar kekacauan. Lo masih pantas diperjuangkan. Lo masih punya ruang untuk disayang.

Dan dari situ, lo belajar bahwa rumah bukan selalu tentang tembok yang kokoh, tapi tentang seseorang yang bikin lo pengen pulang. Rumah bukan soal seberapa rapi kondisi lo, tapi soal seberapa aman lo bisa merasa diterima. Bahkan ketika lo sedang acak-acakan.

Badai Bukan Kutukan

Mungkin pertemuan di waktu berantakan itu memang nggak glamor. Nggak penuh bunga, nggak ada pesta besar, nggak ada cerita sempurna buat dipajang di sosial media. Tapi di situlah justru letak kekuatan sejati: hubungan yang tumbuh bukan dari apa yang ditampilkan, tapi dari apa yang disembunyikan. Dari air mata yang ditahan, dari kegagalan yang diceritakan, dari ketakutan yang nggak ditutupi.

Kalau lo pernah merasakannya, lo tahu betapa berharganya itu. Ada rasa syukur yang beda, karena lo sadar, orang itu nggak ketemu versi “rapi” lo. Dia ketemu lo di titik terendah, dan tetap bilang, “gue di sini.” Itu kalimat sederhana, tapi bisa lebih kuat dari ribuan janji.

Akhirnya, pertemuan di waktu paling berantakan ngajarin lo satu hal: kalau cinta—atau apa pun namanya—nggak selalu butuh timing sempurna. Kadang, justru di saat kacau, lo bisa nemuin orang yang paling tulus. Orang yang nggak takut sama badai, karena mereka nggak datang untuk lihat pelangi, tapi untuk jalan bareng di tengah hujan.

Dan dari situ, lo sadar: mungkin berantakan itu bukan kutukan. Mungkin itu cara hidup buat ngenalin lo pada orang yang tepat.

Istimrora Raka Delora

Istimrora Raka Delora

BERITA CINTA

Penulis di Vokasinews yang mendalami dunia vokasi, berkomitmen menyajikan informasi terkini dan analisis mendalam tentang pendidikan dan pengembangan keterampilan, untuk membantu pembaca memahami peluang dan tantangan di sektor ini.

Related Post