
Menulis di Beritacinta, saya berbagi cerita, tips, dan inspirasi seputar cinta dan hubungan. Semoga tulisan-tulisan di sini bisa menemani dan memberi warna di perjalanan cinta kamu.
Seiring pesatnya perkembangan digital, media sosial kini menjadi elemen yang tak bisa dipisahkan dari kehidupan sehari-hari. Kita menggunakannya untuk terhubung, berbagi momen, mendapatkan informasi, bahkan sekadar mengisi waktu luang. Namun, tanpa disadari, kebiasaan ini bisa membawa dampak negatif terhadap hubungan kita dengan orang-orang terdekat—baik itu pasangan, keluarga, maupun teman.
Terlalu sering menatap layar ponsel dan menggulir linimasa bisa mencuri perhatian yang seharusnya diberikan pada orang di sekitar kita. Waktu makan bersama jadi momen yang hening, bukan karena kekurangan topik, melainkan karena semua sibuk dengan layar masing-masing. Momen intim bersama pasangan terganggu oleh notifikasi yang tak ada habisnya. Akhirnya, keintiman pun perlahan memudar.
Media sosial juga sering menjadi sumber masalah dalam hubungan. Melihat unggahan pasangan orang lain yang tampak sempurna bisa menumbuhkan rasa tidak puas terhadap hubungan sendiri. Tanpa sadar, kita mulai membandingkan, mempertanyakan, bahkan meragukan pasangan. Padahal, apa yang tampak di media sosial hanyalah potongan terbaik dari kehidupan seseorang—bukan gambaran utuh.
Detoks media sosial bukan berarti harus sepenuhnya meninggalkannya. Ini lebih pada memberi jeda dan mengatur ulang prioritas. Mengurangi waktu bermain media sosial bisa membuka ruang untuk hal-hal yang lebih berarti: ngobrol tanpa distraksi, melakukan kegiatan bersama, atau sekadar hadir sepenuhnya saat bersama orang terkasih.
Cobalah luangkan satu hari dalam seminggu tanpa media sosial. Gunakan waktu itu untuk saling mengenal lebih dalam, membahas mimpi, atau merencanakan hal-hal kecil yang bisa dilakukan bersama. Rasakan bagaimana kualitas hubungan meningkat ketika perhatian kembali terfokus pada satu sama lain.
Hubungan yang sehat dibangun dari komunikasi, kepercayaan, dan kehadiran. Media sosial memang menawarkan konektivitas, tapi jangan sampai mengorbankan koneksi yang nyata. Mengambil jeda atau detoksifikasi secara rutin memberikan kesempatan agar hubungan dapat berkembang menjadi lebih kokoh, penuh kehangatan, dan harmonis.