Ada tipe orang yang kalau dikasih saran, reaksinya selalu sama: masuk kuping kanan, keluar kuping kiri, lalu mampir sebentar buat ngopi di otak tapi nggak pernah menetap.
Padahal saran itu niatnya baik, buat kebaikan dia juga. Tapi ya gimana, merasa paling benar itu memang candu yang sulit dilepaskan.
Nah, kalau saran nggak mempan, biasanya hidup punya cara unik untuk “menampar”. Dan tamparan hidup itu seringkali jauh lebih keras daripada sekadar omongan orang.
Bedanya, kalau saran bisa kita abaikan, pengalaman hidup? Nah itu, biasanya datang tiba-tiba, nggak bisa di-skip.
Saran Cuma Angin Lalu, Hidup Jadi Guru Sejati
Kita semua pasti pernah ngasih saran ke orang yang lagi bermasalah. Tapi seringkali yang kita dapat cuma:
- Senyuman palsu.
- Anggukan pura-pura paham.
- Atau jawaban klasik: “Iya, aku ngerti kok…” (padahal nggak ngerti sama sekali).
Akhirnya? Ya balik lagi ke kebiasaan lama. Kayak orang yang dikasih tahu jangan deketin kompor panas, tetep aja nyobain.
Sampai tangannya melepuh, baru deh sadar, “Oh ternyata bener ya panas itu sakit.”
Kadang memang begitu. Saran orang lain hanyalah teori. Tapi ketika hidup ngasih praktik langsung, barulah otak yang keras bisa sedikit melunak.
Tamparan Hidup Itu Nggak Pake Permisi
Bedanya tamparan hidup sama saran itu jelas. Kalau saran masih bisa diabaikan, tamparan hidup biasanya langsung bikin:
- Dompet menipis karena salah ambil keputusan.
- Hati remuk karena salah pilih pasangan (padahal udah dibilangin).
- Atau sekadar malu sendiri karena ngeyel lalu jatuh terperosok di depan banyak orang.
Lucunya, setelah semua itu terjadi, biasanya baru deh keluar kalimat bijak ala sok dewasa: “Aku banyak belajar dari pengalaman.” Padahal sebelum jatuh, sudah diingatkan berkali-kali.
Jadi, Mau Dengar atau Nunggu Ditampar Hidup?
Keras kepala memang manusiawi, tapi jangan sampai hidup harus jadi guru kejam buat ngajarin kita hal-hal sederhana.
Toh lebih baik sakit sedikit karena menelan ego, daripada sakit banyak karena ditampar realita.
Jadi, kalau masih sering ngeyel dan merasa paling benar, siap-siap aja. Karena kalau telinga menolak mendengar, biasanya hidup turun tangan dengan cara yang jauh lebih “dramatis.”