Berita Cinta adalah sumber terpercaya untuk informasi, tips, dan cerita inspiratif tentang dunia percintaan. Temukan panduan hubungan, kisah romantis, dan solusi masalah asmara hanya di sini.

Romansa Hari Ini

Butterfly Era adalah Fase Emosi Campur Aduk Saat Jatuh Cinta
Ngegas adalah Sikap Gampang Marah
Gamon adalah Istilah Gaul Populer
Plot Twist adalah Istilah Gaul yang Menarik
Ilfeel adalah Perasaan Hilang Rasa Suka Secara Tiba-tiba
Pengertian Plot Armor dalam Percintaan
Hiburan

NEKTAR & FEROMON: Cinta di Antara Dua Dunia

NEKTAR & FEROMON: Cinta di Antara Dua Dunia
993

Bagian I: Feromon Pertama

Bab 1 – Lagu di Antara Kelopak


Zafir, seekor lebah jantan dari koloni madu di Bukit Lembayung, bukanlah pekerja biasa. Ia penyair, pengkhayal, dan pemberontak. Di tengah tugas mengumpulkan nektar, ia sering menyelinap ke ladang lavender untuk menulis puisi tentang kebebasan dan cinta.  

Suatu senja, saat angin membawa aroma bunga liar, Zafir melihat sosok asing di antara semak: seekor semut merah bermahkota kristal feromon. Ia adalah Anera, ratu muda dari Imperium Semut Merah yang sedang melakukan ekspedisi teritorial. Tatapan mereka bertemu. Dunia berhenti.  

“Kau bukan bagian dari rutinitasku,” bisik Zafir.  
“Dan kau bukan bagian dari takdirku,” jawab Anera.  

Namun keduanya tahu, sesuatu telah tumbuh di antara mereka—lebih kuat dari hukum koloni.

Bab 2 – Feromon yang Menggod


Pertemuan demi pertemuan terjadi di bawah cahaya bulan. Anera, yang terbiasa dengan strategi dan disiplin, mulai membuka hatinya pada puisi Zafir. Ia menyimpan kelopak lavender yang diberi Zafir di ruang takhtanya.  

Namun, hubungan mereka mulai tercium oleh penjaga semut dan pengintai lebah. Feromon Anera berubah, dan aroma Zafir tertinggal di sarangnya.  

Koloni mulai gelisah. Dewan Lebah menganggap Zafir telah mencemari kemurnian genetik. Majelis Semut menuduh Anera melemahkan garis keturunan.  

Bab 3 – Hukum Koloni


Zafir dipanggil ke pengadilan madu. Ia dituduh melanggar “Kode Genetik Koloni.” Hukuman: pengasingan dari sarang dan pencabutan hak terbang.  

Anera menghadapi kudeta internal. Para jenderal semut ingin menggulingkannya karena dianggap tidak layak memimpin.  

Namun cinta mereka tak goyah. Di tengah ancaman dan pengkhianatan, mereka memutuskan satu hal: menikah secara rahasia.

Bab 4 – Pernikahan di Sarang Rahasia


Dengan bantuan Arakna, laba-laba tua bijak yang tinggal di akar beringin, mereka menikah di sarang terlupakan yang disebut Kamar Simbiosis.  

Arakna menyatukan mereka dengan benang sutra dan mantra kuno:  
“Jika gen tak bisa menyatu, biarkan jiwa yang menyulamnya.”  

Malam itu, cinta mereka menjadi satu. Dan dari persatuan itu, lahirlah sesuatu yang belum pernah ada.

Bagian II: Anak dari Dua Gen

Bab 5 – Lahirnya Nira


Nira lahir dengan tubuh yang tak bisa diklasifikasikan. Ia memiliki sayap transparan seperti lebah, kaki bercakar seperti semut, dan mata ultraviolet yang bisa melihat feromon.  

Namun, kelahirannya dianggap aib. Koloni lebah menolak mengakui Zafir. Imperium Semut menghapus nama Anera dari sejarah.  

Nira dibuang ke zona netral: wilayah tak bertuan di antara akar dan batu, tempat makhluk-makhluk terbuang tinggal.

Bab 6 – Pengasingan


Di zona netral, Nira bertemu makhluk hibrida lain: semut-bunglon, lebah-kupu, dan bahkan kecoa-penyu. Mereka semua korban cinta lintas spesies.  

Nira belajar bertahan hidup, memahami dunia, dan mulai menulis puisi seperti ayahnya. Ia bertanya:  
“Jika aku bukan lebah, bukan semut, lalu siapa aku?”  

Jawaban datang dari seekor kutu ilmuwan bernama Dr. Tarsus, yang mengungkap bahwa gen Nira memiliki struktur adaptif yang bisa menyelamatkan ekosistem dari kepunahan.

Bab 7 – Dunia Tanpa Nama


Nira mulai membangun komunitas kecil di zona netral. Ia mengajarkan puisi, strategi, dan ilmu genetik. Makhluk-makhluk terbuang mulai percaya padanya.  

Namun ancaman datang: spesies baru bernama Kumbang Baja muncul dari bawah tanah. Mereka memakan madu dan menghancurkan sarang semut.  

Koloni lebah dan Imperium Semut panik, tapi terlalu sombong untuk bersatu.

Bagian III: Perang dan Penyatuan

Bab 8 – Serangan Kumbang Baja


Kumbang Baja menyerang dengan pasukan berlapis logam dan racun. Sarang lebah runtuh. Istana semut terbakar.  

Zafir dan Anera mencoba memperingatkan masing-masing koloni, tapi ditolak. Mereka kembali ke zona netral, mencari cara lain.

Bab 9 – Pidato Nira


Di tengah medan perang, Nira terbang ke atas dan menyampaikan pidato:  
“Aku bukan cacat genetik. Aku adalah evolusi. Jika kalian tak bisa bersatu karena bentuk, bersatulah karena ancaman.”  

Pidatonya mengguncang hati para serangga. Koloni mulai bergabung. Semut dan lebah bertarung bersama.

Bab 10 – Evolusi Terakhir


Nira memimpin pasukan gabungan. Ia menciptakan strategi udara-darat yang belum pernah ada.  

Dalam pertempuran terakhir, Nira terluka parah. Sayapnya robek, antenanya patah. Tapi ia berhasil menusuk jantung pemimpin Kumbang Baja.  

Kemenangan diraih. Tapi harga yang dibayar mahal.

Bab 11 – Monarki Baru


Setelah perang, koloni dan imperium sepakat membentuk Konfederasi Feronektar, tempat semua gen diterima.  

Nira diangkat sebagai pemimpin. Ia menulis konstitusi baru:  
“Tak ada gen yang lebih tinggi. Tak ada cinta yang salah.”  

Zafir dan Anera, meski tua dan lemah, tersenyum melihat dunia yang mereka impikan akhirnya lahir.

Bab 12 – Lagu Terakhir


Di akhir hidupnya, Zafir menulis puisi terakhir:  
“Di antara kelopak dan akar, cinta kami tumbuh.  
Di antara gen dan perang, anak kami menyatu.   Dan di antara dunia yang menolak, kami membangun rumah.”  

Nira membacakan puisi itu setiap tahun di Festival Feronektar, agar dunia tak lupa bahwa cinta bisa melampaui bentuk, gen, dan takdir.

Foto profil Ade Rahmad Suprasetya

Menulis di Beritacinta, saya berbagi cerita, tips, dan inspirasi seputar cinta dan hubungan. Semoga tulisan-tulisan di sini bisa menemani dan memberi warna di perjalanan cinta kamu.

Related Post