Lucu Itu Bukan Cantik, Tapi Cara Dia Membuat Dunia Terasa Ringan
Sebenarnya dia bukan cewek paling cantik di kelas. Tapi entah kenapa, mata ini selalu nyariin dia. Mungkin karena cara dia tertawa yang lepas banget, atau ekspresi kagetnya yang lebay saat dikagetin temennya. Dia sering jadi bahan becandaan, tapi selalu bisa ngebalikin semua dengan candaannya yang jauh lebih lucu. Bahkan kadang aku berpikir, mungkin dunia ini terasa sedikit lebih terang saat dia ada.
Aku suka saat dia cuek jalan sambil nyanyi kecil, atau waktu dia salah sebut nama dosen dengan polosnya. Bukan hanya aku yang ketawa, semua ikut ketawa. Tapi aku ketawa sambil nyimpen perasaan sendiri. Lucunya dia, bikin nyaman siapa pun yang lihat.
Tapi Gak Selalu Dia Kayak Gitu Sama Aku
Waktu ngobrol sama aku, dia beda. Bukan jahat atau dingin. Cuma… biasa aja. Nggak seceria kalau dia lagi bareng geng ceweknya. Nggak selelucon saat bareng cowok-cowok yang udah akrab. Aku cuma jadi orang netral yang dia anggap ada, tapi nggak spesial.
Kadang dia balas chatku, kadang nggak. Kadang aku ngelucu, dia ketawa. Tapi seringnya cuma dibalas dengan emoji datar. Rasanya kayak berharap matahari bersinar lebih lama, padahal hari udah mau malam. Aku sadar, mungkin aku nggak cukup menarik untuk bikin dia bersikap sama.
Aku Suka, Tapi Harus Kuat Sendiri
Suka diam-diam itu nggak gampang. Kamu harus kuat menghadapi kenyataan kalau dia nggak akan pernah tahu, atau bahkan kalau tahu pun, nggak akan membalasnya. Tapi perasaan itu tetap tumbuh. Nggak peduli seberapa sering logika bilang "udah, stop", hati tetap aja cari dia tiap hari.
Aku nggak pernah minta dia suka balik. Aku cuma suka nonton dia ketawa, suka lihat dia bercanda. Rasanya cukup. Walau perih, aku tetap senang karena pernah punya rasa sesederhana ini. Kadang, suka nggak harus memiliki. Suka cuma butuh ruang untuk hidup dalam diam.
Cinta Diam-Diam Itu Melelahkan, Tapi Juga Membahagiakan
Lucu ya, bagaimana satu orang bisa membuat hari-harimu lebih berwarna tanpa dia sadari? Kadang dia bikin aku senyum, kadang bikin sedih juga. Tapi di balik semua itu, aku bersyukur. Karena perasaan ini membuatku sadar bahwa cinta bisa hadir dari hal-hal kecil, dari momen-momen yang nggak direncanakan.
Kalau nanti dia baca tulisan ini, mungkin dia nggak akan sadar kalau ini tentang dia. Tapi nggak apa-apa. Karena bagi aku, mencintainya dalam diam sudah cukup membuatku merasa hidup.