
Menulis di Beritacinta, saya berbagi cerita, tips, dan inspirasi seputar cinta dan hubungan. Semoga tulisan-tulisan di sini bisa menemani dan memberi warna di perjalanan cinta kamu.
Masa remaja adalah masa pencarian jati diri, masa ketika seseorang mulai belajar mengenal siapa dirinya dan bagaimana ia ingin dipandang oleh dunia. Di tengah proses itu, dua hal yang sering kali saling bersinggungan muncul: body image dan percintaan. Dua hal yang kelihatannya berbeda, tapi punya hubungan yang jauh lebih erat dari yang disadari banyak orang.
Body image adalah cara seseorang memandang bentuk tubuhnya sendiri, bagaimana perasaannya terhadap tubuh itu, dan bagaimana ia merasa tubuhnya dinilai oleh orang lain. Sayangnya, banyak remaja merasa tidak puas dengan penampilannya karena pengaruh media sosial, standar kecantikan yang sempit, atau komentar-komentar dari lingkungan sekitar.
Kata-kata seperti “kurus banget sih,” “gendutan ya,” atau “kok kamu gak kayak dia?” terdengar sepele, tapi bisa menempel di pikiran dan tumbuh menjadi rasa rendah diri yang dalam. Dan ketika rasa tidak percaya diri itu muncul, dampaknya bisa menjalar ke banyak aspek hidup—termasuk urusan percintaan.
Remaja sering kali mulai tertarik dengan dunia asmara saat mereka masih dalam tahap membentuk identitas diri. Sayangnya, ketika seseorang belum merasa cukup dengan dirinya sendiri, hubungan yang dijalani pun cenderung rapuh. Ketika cinta datang, mereka merasa tidak pantas untuk dicintai. Ketika perhatian muncul, mereka curiga itu hanya sementara.
Insecurity karena body image bisa membuat seseorang:
Padahal, fondasi dari hubungan yang sehat bukan tentang siapa yang paling cantik atau menarik secara fisik, tapi tentang penerimaan dan rasa aman—dimulai dari diri sendiri.
Sebelum membuka hati untuk orang lain, penting untuk bertanya ke diri sendiri: “Apakah aku sudah mencintai diriku apa adanya?”
Mencintai diri sendiri bukan berarti jadi narsis. Tapi ini soal menerima keunikan diri, menghargai proses tumbuh, dan memperlakukan tubuh serta perasaanmu dengan baik. Ketika kamu mencintai dirimu sendiri, kamu tidak mencari cinta untuk menutupi kekurangan, tapi untuk berbagi kebahagiaan yang sudah kamu miliki.
Percintaan remaja seharusnya menjadi ruang belajar, bukan sumber luka. Ketika kamu tahu cara mencintai diri sendiri, kamu jadi lebih bijak dalam memilih pasangan, lebih kuat saat menghadapi konflik, dan lebih tenang menjalani hubungan.
Karena pada akhirnya, cinta yang paling tulus adalah yang lahir dari penerimaan. Dan penerimaan pertama yang paling penting adalah penerimaan terhadap diri sendiri.