Ambar Arum Putri Hapsari
mahasiswa Universitas STEKOM, BERITA CINTAMenulis di Beritacinta, saya berbagi cerita, tips, dan inspirasi seputar cinta dan hubungan. Semoga tulisan-tulisan di sini bisa menemani dan memberi warna di perjalanan cinta kamu.
Hubungan yang sehat seharusnya saling menguatkan, bukan membuatmu terus-menerus ragu. Jika kamu sering merasa tidak nyaman, mungkin ini bukan sekadar fase biasa.
Jika lebih sering cemas, kesal, atau kecewa dibandingkan merasakan kebahagiaan bersama pasangan, itu pertanda besar hubungan ini tidak sehat.
Setiap diskusi berubah jadi argumen? Pasanganmu menolak mendengarkan atau selalu menyalahkanmu? Hubungan tanpa komunikasi yang baik akan sulit bertahan.
Jika pasangan terus-menerus mengkritik kepribadian, penampilan, atau caramu bersikap hingga kamu merasa "tidak cukup baik", itu pertanda hubungan yang toxic.
Dia meremehkan pencapaianmu, mengabaikan perasaanmu, atau bahkan mempermalukanmu di depan orang lain? Respect adalah dasar hubungan—tanpanya, cinta tidak berarti.
"Dia cuma sedang stres", "Mungkin aku yang terlalu sensitif"—jika kamu terus membenarkan sikap kasar atau egoisnya, waspadai tanda manipulasi emosional.
Ingin menikah vs. tidak mau berkomitmen, karier vs. keluarga, atau perbedaan nilai agama/keyakinan. Jika tidak ada kompromi, konflik akan terus berulang.
Setelah sekian lama, pasanganmu masih enggan mengenalkanmu ke keluarga/temannya? Bisa jadi dia tidak serius atau malu dengan hubungan ini.
Merasa lega ketika tidak bersama? Hubungan yang baik seharusnya membuatmu rindu, bukan malah seperti "liburan" saat berpisah sementara.
Pasangan yang tepat akan mendorongmu berkembang, bukan mengecilkan ambisimu atau merasa terancam dengan kesuksesanmu.
Jika hati kecilmu terus menggugat hubungan ini, jangan diabaikan. Insting seringkali lebih jujur daripada pikiran yang dipenuhi pembenaran.