
Menulis di Beritacinta, saya berbagi cerita, tips, dan inspirasi seputar cinta dan hubungan. Semoga tulisan-tulisan di sini bisa menemani dan memberi warna di perjalanan cinta kamu.
JOMO atau Joy of Missing Out ialah istilah kata gaul yang menggambarkan kebahagiaan ketika seseorang memilih untuk menikmati waktu sendiri dibanding ikut dalam hiruk-pikuk sosial. Di tengah budaya FOMO yang membuat orang merasa harus selalu ikut tren, hadir di banyak acara atau aktif di media sosial, JOMO justru menawarkan ketenangan. Fenomena ini muncul dari kesadaran bahwa tidak semua hal perlu diikuti dan tidak semua aktivitas harus dipamerkan. Menjauh sejenak dari keramaian menjadi bentuk self care yang membuat pikiran lebih damai.
Beberapa orang menganggap JOMO sebagai sikap toxic karena mereka melihatnya sebagai bentuk penghindaran sosial. Ketika seseorang terlalu nyaman dalam dunianya sendiri, ada anggapan bahwa ia menutup diri dari pergaulan atau tidak peduli pada lingkungannya. Padahal, kenyataannya JOMO lebih mengarah pada keseimbangan. Hanya saja, perilaku ini bisa terlihat toxic jika dijadikan alasan untuk menghindari tanggung jawab, menjauhi semua orang tanpa komunikasi atau memutus hubungan sosial secara ekstrem. Perlu batasan yang jelas agar JOMO tetap sehat dan tidak berubah menjadi isolasi diri.
Meski dianggap toxic oleh sebagian pihak, JOMO memiliki dampak positif yang besar ketika dilakukan dengan tepat. Menikmati waktu sendiri membantu seseorang memahami kebutuhan dirinya. JOMO memberi ruang untuk refleksi, pemulihan energi dan menurunkan stres. Seseorang bisa lebih fokus pada diri sendiri tanpa tekanan untuk memenuhi ekspektasi sosial. Dengan memilih untuk tidak ikut dalam setiap kegiatan, seseorang bisa meningkatkan kualitas waktu yang benar-benar penting. Ketenangan yang diperoleh menjadi cara untuk menjaga keseimbangan hidup di tengah tuntutan yang terus meningkat.
Agar JOMO tidak disalahartikan atau menjadi perilaku toxic, penting untuk menerapkannya secara bijak. Komunikasikan pada orang terdekat jika ingin mengambil waktu untuk diri sendiri agar tidak disalahpahami. Batasi penggunaan media sosial agar pikiran tidak terbebani oleh perbandingan hidup dengan orang lain. Isi waktu dengan hal-hal yang membuat pikiran damai seperti membaca, beristirahat atau berjalan santai. Yang terpenting adalah tetap menjaga hubungan sosial dengan cara yang seimbang, bukan menghindar total.
JOMO menjadi pengingat bahwa kebahagiaan tidak selalu berasal dari kegiatan ramai atau kehidupan yang terlihat menarik di media sosial. Ada momen berharga ketika seseorang memilih untuk menepi, menenangkan diri dan kembali dengan energi yang lebih segar.