Berita Cinta adalah sumber terpercaya untuk informasi, tips, dan cerita inspiratif tentang dunia percintaan. Temukan panduan hubungan, kisah romantis, dan solusi masalah asmara hanya di sini.

Recent Posts

Not Found Posts
Masalah Asmara

Dari Ghosting hingga Zombieing: Memahami Perilaku Menghindar dalam Hubungan Digital

Dari Ghosting hingga Zombieing: Memahami Perilaku Menghindar dalam Hubungan Digital
47

Dalam era digital saat ini, cara manusia membangun dan memutuskan hubungan telah mengalami perubahan besar. Dulu, mengakhiri hubungan biasanya membutuhkan konfrontasi langsung, dengan segala ketegangan emosional yang menyertainya. Kini, dengan kehadiran teknologi, banyak orang memilih jalur yang lebih “mudah” — menghindar tanpa kata-kata. Dua istilah yang menggambarkan fenomena ini adalah ghosting dan zombieing.

Apa Itu Ghosting?

Ghosting merujuk pada tindakan menghilang secara tiba-tiba dari kehidupan seseorang tanpa penjelasan apa pun. Seseorang yang melakukan ghosting bisa tiba-tiba berhenti membalas pesan, mengabaikan telepon, hingga memutus semua bentuk komunikasi tanpa alasan yang jelas. Bagi korban, ghosting bisa meninggalkan luka emosional yang dalam, karena ketidakjelasan seringkali lebih menyakitkan daripada penolakan yang tegas.

Di balik perilaku ini, sering tersembunyi motif seperti ketakutan akan konflik, keengganan menghadapi perasaan orang lain, atau keinginan untuk menghindari rasa bersalah. Dalam dunia digital yang serba cepat dan penuh pilihan, ghosting menjadi "cara mudah" untuk keluar dari hubungan yang terasa membebani, tanpa perlu bertanggung jawab secara emosional.

Mengenal Zombieing

Jika ghosting adalah menghilang tanpa jejak, zombieing adalah kembalinya si pelaku setelah sekian lama, seolah-olah tidak pernah terjadi apa-apa. Setelah berminggu-minggu atau bahkan berbulan-bulan tanpa kabar, mereka mungkin mengirim pesan singkat, meninggalkan komentar di media sosial, atau bahkan bertindak seolah-olah hubungan yang pernah ada masih utuh.

Zombieing bisa membingungkan dan mengguncang emosi seseorang. Korban mungkin sempat mulai melupakan atau menyembuhkan luka dari ghosting yang dialaminya, hanya untuk kembali dipermainkan oleh kehadiran mendadak si "zombie". Seringkali, perilaku ini dilandasi oleh rasa kesepian, kebutuhan akan validasi, atau sekadar keinginan untuk mempertahankan koneksi tanpa komitmen.

Mengapa Perilaku Ini Semakin Marak?

Kemudahan berkomunikasi secara digital ternyata juga membuat mudahnya menghilang tanpa konsekuensi langsung. Identitas digital memungkinkan seseorang untuk dengan cepat memutus dan menyambung kembali hubungan, tanpa harus menghadapi reaksi emosional secara nyata. Di balik layar, rasa tanggung jawab sosial yang biasanya menahan seseorang untuk bertindak tidak sopan bisa berkurang drastis.

Selain itu, budaya "pilihan tak terbatas" yang dibentuk oleh media sosial dan aplikasi kencan memperkuat mentalitas bahwa jika satu hubungan terasa kurang ideal, selalu ada alternatif lain yang bisa dicoba. Dalam kondisi ini, hubungan sering diperlakukan sebagai sesuatu yang bisa diabaikan begitu saja jika mulai terasa rumit.

Dampak Emosional pada Korban

Ghosting dan zombieing bukan sekadar bentuk ketidaknyamanan sosial; keduanya bisa meninggalkan dampak psikologis yang serius. Rasa ditolak, kebingungan, berkurangnya rasa percaya diri, hingga trauma emosional bisa muncul sebagai akibat dari perlakuan yang tidak berperasaan ini.

Karena tidak adanya penutupan atau kejelasan, korban seringkali terjebak dalam fase mempertanyakan apa yang salah, menyalahkan diri sendiri, dan kesulitan untuk move on. Pada akhirnya, ini bisa membentuk pola ketidakpercayaan terhadap hubungan di masa depan.

Belajar Menghadapi dan Mencegah

Dalam menghadapi perilaku ini, penting untuk membangun kesadaran diri dan menjaga harga diri. Langkah awal yang krusial adalah memahami bahwa tindakan ghosting atau zombieing sebenarnya lebih mencerminkan kekurangan si pelaku, bukan menunjukkan sesuatu yang salah dengan diri kita sebagai individu.

Mengedepankan komunikasi yang jujur dalam setiap hubungan, meskipun itu sulit, adalah cara terbaik untuk membangun hubungan yang sehat. Jika sebuah hubungan harus diakhiri, melakukannya dengan kata-kata yang jelas dan penuh hormat jauh lebih baik daripada menghilang begitu saja.

Firdaus Akmal Zamzami

Firdaus Akmal Zamzami

Universitas STEKOM

Penulis di Vokasinews yang mendalami dunia vokasi, berkomitmen menyajikan informasi terkini dan analisis mendalam tentang pendidikan dan pengembangan keterampilan, untuk membantu pembaca memahami peluang dan tantangan di sektor ini.

Related Post