21
Pernah dengar kalimat, "Kalau kamu sayang, buktiin dengan transfer!"? Fenomena ini semakin populer di kalangan Gen Z dan milenial. Tapi, benarkah cinta harus selalu dibuktikan dengan uang?
1. Asal Mula “Cinta = Transfer”
- Pengaruh Media Sosial: Tren "sangu cinta" atau "uang jajan pacar" viral di TikTok/Instagram
- Kebutuhan Ekonomi: Semakin tingginya tuntutan hidup membuat uang jadi salah satu bentuk perhatian
- Gengsi Digital: Unggahan transfer receh hingga nominal fantastis jadi simbol status hubungan
2. Alasan di Balik Pola Pikir Ini
- Bukti Nyata: Bagi sebagian orang, uang lebih konkret dibanding kata-kata manis
- Kebutuhan Praktis: Bantu pasangan yang sedang kesulitan finansial
- Manipulasi Emosi: Ada yang memanfaatkan untuk eksploitasi finansial
- Ukuran Cinta yang Salah: Seolah cinta bisa dihitung dari nominal transfer
3. Dampak pada Hubungan
Positif:
- Bisa jadi bentuk dukungan finansial yang tulus
- Mempermudah kebutuhan praktis dalam hubungan
Negatif:
- Hubungan jadi transaksional
- Menimbulkan kesenjangan jika salah satu pihak hanya jadi "ATM"
- Memicu konflik jika ekspektasi tidak seimbang
4. Kapan Uang Bukan Lagi Ekspresi Cinta?
- Ketika salah satu pihak hanya meminta tanpa memberi
- Saat nominal jadi tolok ukur utama keseriusan
- Jika hubungan lebih sering membahas duit daripada quality time
5. Tips Menyeimbangkan Cinta & Finansial
- Komunikasikan Ekspektasi: Bicarakan batasan pemberian materi
- Jangan Jadikan Kewajiban: Uang bukan satu-satunya bukti cinta
- Prioritaskan Quality Time: Kehadiran & perhatian tulus lebih berharga