Di antara riuhnya dunia dan gemuruh perasaan yang silih berganti, sering kita tak kuasa mengerti, mengapa langkah kita dipertemukan dengan seseorang yang datangnya tak disangka-sangka? Seakan takdir memiliki caranya sendiri mengatur alur, menautkan jiwa yang sebelumnya asing. Dan pada tiap perjumpaan, sungguh, tersimpan maksud yang tak selalu segera kita fahami.
Ada yang datang hanya sebentar, lantas pergi tanpa pamit. Ada pula yang singgah lama, hingga kita terbiasa dengan hadirnya. Namun satu hal senantiasa benar: tiada pertemuan yang terjadi tanpa sebab. Segala takdir adalah benang halus yang Tuhan tenun dengan teliti.
Liku-Liku Jejak yang Telah Diguratkan
Kerap kita menyangka kebetulan semata. Padahal, mungkin ia bagian dari rancangan luhur yang kelak menyingkap hikmah. Seseorang hadir bukan semata-mata untuk memberi tawa atau luka, melainkan untuk menyampaikan pelajaran.
Ada yang datang agar kita belajar ikhlas. Ada yang menetap supaya kita pandai menjaga. Ada yang membuat hati berkecamuk demi menyadarkan betapa dalam sesungguhnya rasa yang terpendam. Dan ada pula yang hanya lewat, sekadar mengetuk kesadaran kita bahwa hidup tak selalu berlangsung sesuai rencana.
Maka jangan lekas mencela takdir hanya karena perih. Jangan buru-buru mencaci pertemuan yang tak berujung. Sebab kelak, semua akan tampak terang, saat waktu memperlihatkan faedah di baliknya.
Sebab Tuhan Tak Pernah Sia-Sia dalam Merancang
Sesungguhnya, Tuhan adalah sebaik-baik Penulis cerita. Ia menyiapkan lakon dengan pertemuan yang tampak sederhana, padahal dalamnya tak terperikan.
“Barangkali engkau dipertemukan dengan jiwa lain supaya belajar menghargai. Atau supaya lebih bijak dalam memilih. Atau sekadar agar engkau mengerti, bahwa mencintai tak selalu berarti memiliki.”
Dan pada akhirnya, meski hati pernah gamang, percayalah tiap perjumpaan telah diatur setepat-tepatnya. Tugas kita hanyalah menjalani, mengambil makna, lalu berserah.
Pertemuan yang Menggurat Jiwa
Jikalau esok langkah kita kembali sendiri, jangan tangisi kepergian siapapun yang pernah hadir. Sebab meski raga mereka menjauh, jejaknya akan menetap di relung hati. Dan di situlah pertemuan itu menjadi abadi, meski hanya sebatas ingatan.
Karena sungguh, Tuhan tidak akan mempertemukan dua insan tanpa maksud. Tiada yang sia-sia di bawah langit ciptaan-Nya.
